Jakarta, hotfokus.com

Pemerintah terus memperkuat langkah nyata menjaga ketahanan pangan nasional lewat Gerakan Selamatkan Pangan (GSP) yang digagas Badan Pangan Nasional (Bapanas). Sejak diluncurkan pada 2022, gerakan ini telah menjangkau 17 provinsi dan berhasil menyelamatkan lebih dari 224 ton pangan yang kemudian disalurkan ke lebih dari 456 ribu penerima manfaat.

Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, menegaskan bahwa kemampuan mengelola pangan agar tidak terbuang percuma menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar gerakan ini semakin berdampak luas.

“Pencegahan food loss dan food waste memerlukan komitmen bersama. Sejak 2022, kami mendorong agar pangan yang masih layak konsumsi dapat dimanfaatkan secara optimal, bukan dibuang sia-sia,” ujar Sarwo, Jumat (7/10/2025).

Bapanas menggandeng pelaku ritel, UMKM, bank pangan, pemerintah daerah, hingga komunitas masyarakat untuk memperluas jangkauan gerakan ini. Kolaborasi tersebut diharapkan menciptakan sistem distribusi pangan yang efisien dan berkelanjutan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) serta estimasi global, Indonesia berpotensi kehilangan hingga 31% pangan sepanjang rantai pasok—terdiri atas 17% food waste di tingkat konsumen dan 14% food loss di tahap produksi serta distribusi.

Sarwo menambahkan, jika Indonesia mampu menekan kehilangan pangan sebesar 5% saja, maka itu cukup untuk memperkuat kecukupan pangan bagi jutaan masyarakat. “Gerakan ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga soal keadilan pangan. Makanan yang berlebih di satu sisi, bisa menjadi harapan bagi mereka yang membutuhkan,” tegasnya.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi distribusi, Bapanas berupaya memastikan setiap butir pangan di Indonesia tidak terbuang sia-sia dan mampu mendukung ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan. (SA/GIT)