Jakarta, hotfokus.com
Maraknya penyebaran informasi menyesatkan di media sosial belakangan ini membuat Pertamina Patra Niaga mengingatkan masyarakat untuk lebih hati-hati dalam menerima kabar yang berkaitan dengan bahan bakar minyak (BBM). Perusahaan menegaskan bahwa sejumlah isu yang beredar telah menimbulkan keresahan publik dan perlu segera diluruskan.
Menurut Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, praktik disinformasi tersebut tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga mencoreng nama baik Pertamina sebagai badan usaha milik negara (BUMN) yang berkomitmen memberikan pelayanan energi terbaik.
“Banyak informasi palsu yang sengaja disebarkan untuk menimbulkan kegaduhan. Kami mengimbau masyarakat agar memastikan kebenaran berita melalui kanal resmi seperti Pertamina Call Center 135 dan media sosial resmi kami,” jelas Roberth.
Salah satu kabar palsu yang banyak beredar adalah mengenai pengujian Research Octane Number (RON) menggunakan alat portabel. Pertamina menjelaskan bahwa metode tersebut tidak memiliki dasar ilmiah, karena pengujian resmi hanya bisa dilakukan menggunakan mesin CFR (Cooperative Fuel Research Engine) sesuai standar ASTM D2699. Mesin ini diakui secara internasional untuk menentukan angka oktan melalui pengujian pembakaran nyata di bawah kontrol ketat.
Hasil pengujian menggunakan alat portabel seperti Oktis-2, lanjutnya, tidak bisa dijadikan acuan karena hanya mengukur sifat dielektrik bahan bakar, bukan ketahanan terhadap detonasi. Perbedaan sistem pengukuran antara RON (Eropa) dan AKI (Amerika Serikat) juga sering menimbulkan kesalahpahaman publik terhadap kualitas BBM.
Pertamina Patra Niaga juga menepis isu adanya pembatasan pembelian BBM untuk kendaraan roda dua dan roda empat, serta larangan pengisian bagi penunggak pajak kendaraan. Informasi tersebut tidak benar. Penyaluran BBM, termasuk yang bersubsidi, tetap dilakukan sesuai mekanisme dan ketentuan pemerintah agar lebih transparan dan tepat sasaran.
Selain itu, kabar tentang kebakaran SPBU akibat kebijakan pembatasan BBM juga dibantah. Video yang beredar merupakan peristiwa lama dari kebakaran SPBU di Aceh pada 2024. Begitu pula dengan video viral dari Lumajang yang disebut sebagai aksi warga menggeruduk SPBU — kenyataannya, itu hanyalah kerumunan warga yang berteduh usai karnaval karena hujan deras.
Roberth menegaskan, masyarakat perlu berhati-hati terhadap hoaks lain seperti rekrutmen palsu yang mengatasnamakan Pertamina. “Kami terus berupaya menjaga transparansi informasi dan melawan penyebaran kabar bohong yang dapat menimbulkan keresahan publik,” ujarnya.

Pertamina Patra Niaga mengajak masyarakat untuk selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya, demi menciptakan ekosistem komunikasi publik yang sehat dan bertanggung jawab. (*)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *