Jakarta, hotfokus.com
Indonesia berpeluang menempati posisi sebagai ekonomi terbesar ke-7 dunia pada 2030. Namun, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan ada satu syarat penting yang harus segera diwujudkan: sistem transportasi nasional yang terintegrasi dan efisien.
Menurut AHY, persoalan transportasi di Indonesia selama ini masih terkotak-kotak di masing-masing sektor. Pengelolaan yang bersifat sektoral membuat integrasi antar moda, mulai dari kereta api, laut, hingga udara, belum berjalan optimal.
“Transportasi kita masih terkelola secara parsial. Kita butuh payung hukum yang menyatukan semua moda transportasi,” ujar AHY di Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Untuk itu, ia mendorong percepatan penyelesaian Rancangan Undang-Undang Sistem Transportasi Nasional (RUU Sistranas). Menurutnya, RUU ini akan menjadi fondasi penting dalam mewujudkan transportasi yang terintegrasi, yang tidak hanya mendukung mobilitas masyarakat dan barang, tetapi juga berdampak besar terhadap daya saing ekonomi nasional.
AHY menekankan, pembangunan infrastruktur transportasi yang solid sejalan dengan proyeksi International Monetary Fund (IMF) yang mencatat peluang Indonesia masuk 10 besar ekonomi dunia berdasarkan GDP Purchasing Power Parity (PPP) pada periode 2020–2030. Bahkan, jika dikelola dengan tepat, Indonesia bisa naik ke peringkat ke-7.
“Rasanya tidak ada alasan lain selain kita fokus melanjutkan pembangunan infrastruktur, mendukung sistem transportasi yang semakin efisien dan terintegrasi,” jelas AHY.

Menurutnya, transportasi yang andal bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga tentang konektivitas antarwilayah, efisiensi biaya logistik, hingga peningkatan daya saing industri. Semua ini menjadi kunci untuk membawa Indonesia naik kelas dalam peta ekonomi global.(SA/GIT)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *