ads_hari_koperasi_indonesia_74

Tak Lagi Impor! Panel Surya Buatan Lokal Siap Diproduksi di Jabar

Tak Lagi Impor! Panel Surya Buatan Lokal Siap Diproduksi di Jabar

Jakarta, hottfokus.com

Langkah besar dilakukan PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE). Bersama raksasa solar global LONGi Green Technology Co., Ltd., Pertamina resmi meluncurkan proyek pembangunan pabrik manufaktur panel surya berkapasitas 1,4 gigawatt (GW) per tahun di Deltamas, Jawa Barat.

Proyek ini bukan cuma tentang teknologi energi hijau, tapi juga strategi jangka panjang menuju swasembada energi nasional dan kemandirian industri energi baru terbarukan (EBT). Proyek ini diproyeksikan menjadi tulang punggung dalam mengerek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan menyuplai kebutuhan pasar domestik hingga Asia Tenggara.

“Dengan membangun kapasitas manufaktur lokal, kami ingin memperkuat rantai pasok solar PV dalam negeri, menurunkan biaya produksi, dan menciptakan lapangan kerja hijau,” ujar John Anis, CEO Pertamina NRE.

Fasilitas ini akan menggunakan teknologi Hybrid Passivated Back Contact (HPBC) 2.0 tipe N dari LONGi yang dikenal efisien dan ramah lingkungan.

Menurut Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, proyek ini akan menjadi pendorong signifikan dalam mengejar target bauran energi sebesar 34,3% pada 2034, di mana 42,6 GW dari total tambahan 69,5 GW pembangkit akan berasal dari energi baru terbarukan.

“Kapasitas produksi nasional saat ini baru 1,6 GWp per tahun. Dengan proyek ini, angka itu bisa naik dua kali lipat lebih,” ungkap Eniya.

Dennis She, Vice President LONGi Global, menyatakan bahwa kerja sama ini adalah peluang besar bagi perusahaan dalam mendukung ekosistem EBT di Asia Tenggara.

“Kami antusias untuk berbagi pengetahuan dan teknologi dalam mendorong transisi energi di Indonesia,” ujarnya.

Di sisi lain, Edy Junaedi, Deputi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, memandang proyek ini sebagai katalis dalam memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global industri hijau.

“Ini tak hanya meningkatkan kapabilitas manufaktur, tapi juga mempererat kerja sama kedua negara dalam percepatan transisi energi,” ucapnya.

Tak hanya sekadar proyek industri, kehadiran fasilitas ini juga dinilai mendukung agenda besar seperti pengembangan PLTS 300–400 GWp hingga 2060, peta jalan green hydrogen, serta integrasi solar cell dalam negeri.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa inisiatif ini adalah bentuk kontribusi nyata Pertamina dalam memperkuat ekosistem transisi energi Indonesia.

“Langkah ini sejalan dengan komitmen Pertamina sebagai pemimpin energi transisi dan mendukung target pemerintah menuju Net Zero Emission 2060,” tegas Fadjar.

Dengan masuknya proyek ini, Pertamina NRE menunjukkan posisi strategisnya dalam mendorong ekonomi hijau dan menjaga semangat Asta Cita Presiden Prabowo dalam mencapai kedaulatan energi nasional. (*)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *