Jakarta, hotfokus.com
Untuk menyukseskan pengoperasian Kopdes Merah Putih, Kemenkop mengidentifikasi delapan tantangan krusial yang harus segera diatasi:
- Partisipasi Masyarakat Masih Rendah
Saat ini, anggota koperasi di Indonesia masih kurang dari 10% dari total penduduk. Artinya, kesadaran kolektif terhadap pentingnya koperasi masih minim.
- Citra Negatif Koperasi
Kasus koperasi bermasalah dan praktik pinjol ilegal berkedok koperasi ikut memperburuk persepsi publik.
- Koperasi Kurang Adaptif Terhadap Teknologi
Masih banyak koperasi yang belum memanfaatkan kemajuan digital, padahal teknologi jadi kunci efisiensi.
- Ketimpangan Skala Ekonomi Antar Desa
Setiap desa punya potensi berbeda, sehingga butuh strategi spesifik dalam pengelolaan koperasi.
- Kualitas SDM Masih Jadi Tantangan
Kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia di tiap desa belum merata. Menurut Menkop, rendahnya kualitas SDM sering jadi pemicu pelanggaran di koperasi.
“Tantangan terberat kita adalah rendahnya SDM, sehingga banyak pelanggaran karena tidak kredibelnya pengelola koperasi dan terbatasnya pengetahuan mereka,” jelas Budi Arie.
- Risiko Elite Capture
Adanya dominasi elite lokal dalam pembentukan dan pengelolaan koperasi bisa mengganggu prinsip demokrasi ekonomi.
- Potensi Fraud dalam Pengelolaan
Minimnya profesionalisme dan pengawasan membuka peluang praktik manipulatif dalam manajemen koperasi.
- Keberlanjutan Usaha Masih Dipertanyakan
Salah satu tantangan besar adalah memastikan Kopdes Merah Putih bisa bertahan dalam jangka panjang.
Solusi: Perkuat SDM dan Sistem Kelembagaan
Meski tantangan tidak sedikit, Budi Arie tetap optimistis. Menurutnya, kunci keberhasilan terletak pada penguatan sistem pengelolaan, peningkatan kualitas SDM, dan pembentukan kelembagaan koperasi yang sehat.
“Kalau sistem diperkuat, masalah fraud bisa diatasi. Maka peningkatan SDM, sistem pengelolaan, dan kelembagaan koperasi menjadi hal yang sangat utama untuk diperhatikan,” pungkasnya.
Koperasi Desa Merah Putih menjadi salah satu inisiatif strategis dalam memperkuat ekonomi desa. Namun, agar inisiatif ini berkelanjutan dan membawa dampak nyata, pendekatan sistematis dan mitigasi risiko sejak dini jadi langkah mutlak. (DIN/GIT)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *