Jakarta, hotfokus.com
Kerjasama ekonomi Indonesia dan Australia bisa semakin kuat, jika terus bersinergi. Bahkan kedua negara ini dapat menciptakan rantai pasok berkelanjutan dan memiliki nilai tambah lebih tinggi.
“Indonesia saat ini mengembangkan ekosistem hilirisasi melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morowali yang fokus pada pemrosesan nikel. Sementara Australia memiliki keunggulan dalam produksi lithium,” kata Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat menerima editor senior dari beberapa media terkemuka Australia serta perwakilan Kedutaan Besar Australia, seperti dikutip Selasa (11/2/2025).
Jika kedua negara ini bersinergi di sektor ini, menko menegaskan bisa menciptakan rantai pasok berkelanjutan dan bernilai tambah tinggi di masa mendatang.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas isu lain, seperti potensi kerjasama pengembangan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) serta hidrogen sebagai sumber energi bersih di masa depan.
Sesuai komitmen kedua negara terhadap transisi energi, Airlangga menambahkan sektor ini memiliki prospek kerjasama yang sangat strategis.
Pada kesempatan tersebut, menko juga menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun lalu mencapai 5,03 persen. Pada 2029 ditargetkan 8 persen.

“Nilai ini mencerminkan keyakinan tinggi dari Presiden Prabowo Subianto terhadap potensi pertumbuhan ekonomi berdasarkan pondasi yang kokoh, dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran berada di titik terendah dalam lima tahun terakhir,” kata Airlangga. (bi)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *