Jakarta, hotfokus.com
Pemerintah akan mengadopsi metode pembinaan UMKM yang telah dilakukan oleh Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) sebagai upaya menggenjot jumlah UMKM untuk masuk dalam rantai pasok industri. YDBA dinilai telah sukses menghubungkan UMKM di sektor otomotif sehingga bisa memenuhi kebutuhan perlengkapan otomotif khususnya untuk produk kendaraan dari Astra.
Sekretaris Kementerian UMKM Arif Rahman Hakim mengatakan program inkubasi dengan meniru cara yang dilakukan YDBA akan dilakukan di lima Provinsi di Indonesia, antara lain Sumatra Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Bali dengan skema pembinaan yang disesuaikan dengan keunggulan dan potensi dari masing-masing daerah tersebut.
“Lima provinsi ini dapat dijadikan pilot project dalam kurun waktu lima tahun ke depan, contoh di Kepri bisa berfokus pada hilirisasi sektor perikanan, atau di Bali pada sektor pariwisata, bergantung pada kesepakatan antara Kementerian UMKM dengan YDBA,” kata Arif dalam keterangannya, Rabu (8/1/2024).
Arif berharap, melalui metode pembinaan yang tepat, lima tahun ke depan akan tercipta wirausaha atau pengusaha UMKM yang mandiri dan terhubung ke rantai pasok.
“Jika ingin menghasilkan UMKM yang terlibat dalam rantai pasok, perlu ahli di dalamnya, saya sarankan untuk melihat model YDBA. Perlu ada pemahaman yang sama, khususnya dalam memahami perkembangan teknologi industri,” ucap Arif.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus YDBA Rahmat Samulo mengungkapkan, kelemahan sektor UMKM hari ini adalah belum terciptanya rantai pasok yang kuat antara usaha kecil dengan industri besar. Untuk itu, YDBA berfokus dalam hal menghubungkan UMKM pada ekosistem rantai pasok.
“Yang dilakukan YDBA bersama seluruh industri di Astra adalah mendidik yang kecil terlebih dulu, QCD (Quality, Cost, and Delivery)-nya dinaikkan, dan ketika sudah naik level bisa masuk ke industri besar. Jangan hanya dikenalkan lalu ditinggal,” kata Samulo.
Samulo menegaskan, metode pembinaan YDBA dapat dijadikan sebagai referensi atau contoh, khususnya terkait dengan keterlibatan industri besar.
Menurutnya, saat ini sudah banyak industri manufaktur yang dulunya berskala kecil seperti bengkel namun sekarang sudah menjadi industri besar. Bahkan dulunya hanya mampu mempekerjakan 2-3 orang, namun kini sudah menjadi 60-70 pekerja.
“Ini menjadi hasil nyata dari kita mempertemukan UMKM dengan indsutri besar,” tutur Samulo.

Bagi Samulo, salah satu kekuatan dari YDBA adalah komitmen dan konsistensinya dalam membina UMKM di daerah. Bahkan, pihaknya tidak segan-segan untuk membuka cabang di daerah UMKM yang mereka bina, dengan menaruh resources yang bisa sewaktu-waktu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh para pengusaha UMKM.(DIN/SL)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *