Bandung, hotfokus.com
Para pelaku usaha diminta terus kreatif dan berinovasi untuk meningkatkan daya saing hingga akan memacu pertumbuhan ekonomi lebih besar.
“Ini merupakan salah satu pondasi penting bagi perjalanan menuju Indonesia Emas 2045,” kata Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri, dalam keterangannya Jumat (29/11/2024).
Sebab dengan memiliki daya saing yang tinggi dapat meningkatkan kapasitas dan produktivitas ekonomi. Sehingga pada akhirnya memacu pertumbuhan ekonomi lebih besar lagi.
Pada triwulan-III 2024, Dyah mengaku pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tumbuh positif 4,95 persen year-on-year (yoy). Ini lebih tinggi dibanding negara lain.
Disisi lain , ia menambahkan daya saing para pelaku wirausaha masih rendah. Berdasarkan indikator Global Enterpreneurship Index (GEI), kewirausahaan di Indonesia masih tertinggal dibanding negara ASEAN lainnya, seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam.
Untuk itu, Wamendag mengungkap perlu keberanian berinovasi dan memanfaatkan teknologi digital serta menjalin kerja sama dan membangun merek lokal yang kuat, baik pasar lokal maupun internasional.
Dyah tak menyangkal kendala yang kerap dihadapi pelaku usaha biasanya terkait pemasaran, baik itu akses maupun literasi. Menurutnya, pelaku usaha perlu menggunakan perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) untuk memperluas pemasarannya.
Berdasarkan hasil riset Google, Temasek, Bain & Company, ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai 82 miliar dolar AS pada 2023. Nilai ini berkontribusi terhadap 40 persen ekonomi digital di ASEAN. Adapun sektor niaga-el (e-commerce) masih menjadi penyumbang terbesar.
Pada 2023, nilai transaksi niaga-el mencapai Rp453 triliun dan diproyeksikan tumbuh menjadi Rp487 triliun pada tahun ini.

Menurut Wamendag, pencapaian ini tak terlepas dari peran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang jumlahnya sudah mencapai 63,9 juta unit usaha dan mampu berkontribusi terhadap 61 persen struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Tak hanya itu, UMKM Indonesia juga menggerakkan 120,59 juta tenaga kerja di berbagai sektor. (bi)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *