Jakarta, hotfokus.com
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bakal menggenjot hilirisasi dan daya saing industri tembaga dan timah untuk menopang industri otomotif, elektronik, peralatan listrik dan energi terbarukan.
“Ini mengingat Indonesia memiliki cadangan tembaga yang sangat besar sekitar 28 juta ton sehingga menjadi negara ketujuh terbesar di dunia,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, dalam keterangannya dikutip Rabu (30/10/2024).
Bahkan Indonesia juga merupakan produsen timah terbesar kedua dunia, dengan kontribusi 14 persen terhadap total produksi global.
Mengingat besarnya cadangan yang dimiliki, ia mengungkap industri tembaga dan timah harus mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Saat ini, sebagian besar tembaga Indonesia diekspor dalam bentuk konsentrat dengan nilai tambah rendah.
Karenanya mulai 1 Januari 2025, konsentrat tembaga dan lumpur anoda akan dilarang ekspor. “Ini merupakan upaya untuk terus mendorong hilirisasi lebih lanjut. Di sisi lain, timah masih banyak diekspor dalam bentuk logam mentah.
Jadi, ia menegaskan program hilirisasi harus menjadi fokus utama untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi, seperti katoda tembaga, tin plate, dan produk hilir lainnya. Sehingga akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di pasar global.

Untuk itu, Kemenperin akan membentuk material center untuk tembaga dan timah. Pusat bahan baku ini diharapkan menjadi induk inovasi dan distribusi bahan baku yang terkoordinasi dengan baik untuk industri tembaga dan timah dalam negeri. (bi)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *