Jakarta, hotfokus.com
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung tumbuhnya industri hilir pengolahan sumber daya alam serta menciptakan industri hijau yang ramah lingkungan dan lestari berkelanjutan. Salah satunya memanfaatkan limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi aneka produk bernilai tinggi.
“Dengan teknologi enzymatic, TKKS yang semula dianggap limbah karena dapat menjadi tempat bertumbuhnya hama penyakit kelapa sawit, kini dapat diolah menjadi produk industri biokimia untuk substitusi impor, termasuk produksi bioethanol, asam organik dan bahan kimia bernilai tambah lainnya,” kata Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, dalam keterangannya, Rabu (11/9/2024).
Salah satu inovasi pengelolaan biomassa sawit yang diinisiasi adalah mengembangkan teknologi fraksionasi TKKS menjadi aneka prekursor, bahan kimia terbarukan seperti glukosa, xylosa, dan lignin.
“Prekursor adalah bahan baku dasar untuk menghasilkan aneka produk kimia berbasis nabati yang menjadi kunci penumbuhan hilirisasi industri,” jelasnya.
Saat ini, Kemenperin memiliki Pilot Plant Fraksionasi TKKS berkapasitas 1 ton biomassa per hari untuk mendukung tumbuhnya industri bioethanol, industri asam organik, dan prekursor bioplastik/ biopolimer bernilai tambah tinggi. Fasilitas Pilot Plant ini merupakan kolaborasi antara Kemenperin dengan Institut Teknologi Bandung dan PT Rekayasa Industri, atas pendanaan BPDPKS dan telah diresmikan Menteri Perindustrian pada 8 Agustus 2024 yang lalu.
Fraksionasi TKKS menghasilkan glukosa dan xylosa yang dapat diaplikasikan secara luas dalam industri, termasuk untuk produksi bioethanol, pakan ternak, dan bahan baku untuk pembuatan plastik. Selain itu, lignin yang diperoleh dari proses ini, dapat digunakan dalam industri kertas, biokomposit, dan sebagai bahan bakar alternatif.

Dengan mengolah biomassa sawit menjadi bahan baku yang berguna, selain menciptakan nilai tambah bagi industri kelapa sawit, tapi juga mendukung upaya mengurangi emisi gas rumah kaca. “Inovasi ini sejalan dengan komitmen kita untuk menuju kebijakan industri yang berkelanjutan dan pro-lingkungan,” ungkapnya. (bi)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *