Jakarta, hotfokus.com
Penggunaan Artificial Intelligence (AI) di masa mendatang semakin berkembang, seiring masifnya pemakai internet serta tumbuhnya start up yang memanfaatkan teknologi untuk menunjang aktivitas bisnis. Sehingga berkembangnya AI bisa menjadi ‘bom waktu’ terutama hilangnya lahan pekerjaan.
Bahkan World Economic Forum (WEF) dalam laporan The Future Jobs, memprediksi 43 persen pelaku industri bakal mengurangi tenaga kerja pada 2025 sebagai konsekuensi dari integrasi teknologi.
“Ini merupakan tantangan,” kata Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat hadir secara virtual pada acara National Forum on Artificial Intelligence and Indonesian Labour Markets, Kamis (20/6/2024).
Namun, menko menambahkan tak semua hal mengenai AI bersifat negatif. Memang sebagian pekerjaan dan industri terpengaruh, karena digantikan AI. Bukan hilangnya lapangan pekerjaan. “Tapi potensi perubahan pada kualitas pekerjaan, terutama intensitas dan otonomi kerja,” jelasnya.
Pemerintah saat ini menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mengatasi berbagai potensi risiko terkait penggunaan AI, salah satunya melalui peluncuran Strategi Nasional Ekonomi Digital. Kerangka kerja tersebut terdiri enam pilar. Pertama Infrastruktur, disusul Sumber Daya Manusia (SDM), iklim bisnis dan keamanan siber, penelitian, inovasi dan pengembangan bisnis. Kemudian pendanaan dan investasi. Terakhir kebijakan atau regulasi.
Pada pilar keempat mengenai penelitian, inovasi, dan Pengembangan bisnis akan difokuskan pada pengembangan dan pengelolaan ekosistem AI di Indonesia agar lebih baik.
“Di masa depan, AI akan meningkatkan lanskap ekonomi kita, menciptakan peluang baru bagi tenaga kerja kita, dan membantu kita mencapai pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan,” kata menko. (bi)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *