ads_hari_koperasi_indonesia_74

Lingkungan dan Proteksi Bencana

Lingkungan dan Proteksi Bencana

Oleh: Dr. Ir. Ishak Tan, M.Si
Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti; Pegiat Lingkungan Hidup

Kualitas lingkungan hidup berbanding lurus dengan kualitas hidup manusia. Lingkungan yang berkualitas akan mendukung kualitas dan produktivitas hidup manusia. Begitu juga sebaliknya. Potret kondisi lingkungan tanah air kita akhir-akhir ini sedang dalam tekanan berat.

Berbagai bencana alam yang terjadi silih berganti terutama dalam beberapa bulan terakhir, memberikan penegasan bahwa kualitas dan ketahanan lingkungan sedang dalam masalah besar.

Kecenderungan perubahan lingkungan dapat dideteksi melalui instrumen Indeks Lingkungan Hidup (ILH). Indeks Kualitas Air, Indeks Kualitas Udara dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan, merupakan tiga pilar penyokong utama yang berkontribusi terhadap pembentukan ILH suatu tempat.

Tutupan lahan merupakan salah satu indeks yang berkontribusi signifikan terhadap terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor yang banyak terjadi di berbagai tempat di tanah air kita akhir-akhir ini.

Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang dan daya dukung lingkungannya berdampak terhadap pembentukan lahan kritis. Lahan kritis dengan tutupan lahan minim akan mengalami degradasi kemampuan dalam menahan laju aliran permukaan yang berasal dari air hujan.

Lahan kritis juga merosotkan kemampuan lereng dalam menyangga terjadinya longsor. Pada musim kemarau, kekeringan dan kesulitan air menghadang, sebaliknya pada musim hujan bahaya tanah longsor dan banjir siap menerjang.

Lahan kritis yang terbentuk akibat penyimpangan penggunaan lahan, menyisakan bom waktu yang dapat meledak sewaktu-waktu jika dipicu oleh kondisi ekstrim baik karena faktor alam maupun kontribusi manusia.

Kejadian bencana banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah di Indonesia dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir, menjadi bukti penegasan buruknya kualitas lingkungan, termasuk perluasan lahan kritis dengan tutupan minim baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Penyimpangan penggunaan lahan yang berdampak terhadap peningkatan luas dan sebaran lahan kritis terkesan menjadi hal biasa. Setiap tahun dikucurkan berbagai macam program untuk penanggulangannya, tetapi belum terlihat progres yang menggembirakan.

Kompleksitas Permasalahan

Kompleksitas permasalahan yang ada sangat luar biasa. Oleh karena itu diperlukan penanganan dengan cara-cara yang luar biasa pula. Kompleksitas permasalahan yang berkaitan dengan minimnya tutupan lahan timbul karena terlalu banyak melibatkan kepentingan.

Disamping melibatkan banyak kepentingan, permasalahan yang ada juga sudah sangat kronis. Sudah bertahun-tahun lamanya terjadi penyimpangan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan dan daya dukungnya. Permasalahan menjadi semakin berat karena lahan kritis juga tersebar di luar lahan/kawasan yang dikuasai oleh negara alias lahan milik.

Pihak yang memanfaatkan lahan tidak sesuai peruntukannya, bukannya tidak mengerti dengan penyimpangan yang telah dilakukan. Alih-alih membuat masyarakat mengerti dan sadar akan penyimpangan yang telah dilakukan, justru mereka dengan sengaja menjadikan masyarakat lokal setempat sebagai tameng kepentingannya.

Masyarakat terjebak dengan ketidakberdayaan mereka yang mau tidak mau harus menjalani kehidupan kesehariannya dengan cara-cara pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya serta kaidah konservasi yang benar. Masyarakat yang tinggal di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) yang paling banyak terdapat sebaran lahan kritisnya, didominasi oleh buruh tani dengan pendidikan rendah dan jumlah tanggungan anggota keluarga yang besar.

Mereka menjadi pekerja untuk para pemilik modal yang biasanya berdomisili jauh dari tempat tinggal mereka. Keadaan ini sudah mereka jalani bertahun-tahun lamanya tanpa memperdulikan segala dampak yang terjadi. Realitas dimaksud semakin diperparah oleh lemahnya efektivitas pengawasan dari pemangku kepentingan yang memiliki tugas pokok dan fungsi terkait dengan pemanfaatan lahan.

Belum lagi jika dikaitkan dengan penegakan hukum yang lemah, membuat penanggulangan masalah ini seperti berjalan di tempat. Diperlukan lompatan inovasi dan kreatifitas untuk mereduksi sumber permasalahan yang dapat memicu penurunan kualitas lingkungan hidup terkait tutupan lahan.(RED)

1 comment

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

1 Comment

  • Mark Thomas
    March 10, 2022, 3:39 am

    Do you need a business loan or personal loan for advancing your business and personal needs? Shire Investment Finance provides businesses and individuals around the globe financial solutions and loans, which can be tailored through our dedicated experts and teams. Our rates are quite flexible to meet every individual or business needs to help you accomplish your investment goals and foster a long-lasting relationship with you as your business needs expand. We expand and grow with you accordingly, rendering you all financial support that you would be needing in your entire process of business growth to development. Contact ronniefinancehome247@gmail.com

    Ronnie Finance Ltd
    apply@ronniefinance.ltd
    Whats-App on +919311856893
    http://ronniefinance.ltd/fastloan
    Dr. Mark Thomas

    REPLY