Jakarta, hotfokus.com
Proses transisi alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), anak usaha PT Pertamina Hulu Energi sejauh ini berjalan lancar. Tinggal sekitar satu bulan lagi, blok dengan produksi minyak yang besar ini akan dikelola oleh Pertamina Grup.
Jaffee A. Suardin, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan menyampaikan, bahwa hingga saat ini pihaknya telah menyiapkan segala kebutuhan agar sisa proses alih kelola ini berjalan lancar dan tanpa kendala. Diharapkan pada akhir Agustus 2021 nanti timnya bisa langsung tune in sehingga produksi minyak bisa tetap terjaga.
“Untuk proses mirroring seluruh kontrak eksisting sudah mencapai lebih dari 100 persen dari 291 kontrak. Selain mirroring, juga dilakukan pengadaan baru dan kontrak melalui program Local Business Development (LBD) yang saat ini masih berproses dengan lancar. Proses alih pekerja, sebagai aset terpenting juga berjalan baik, tercatat 98,7 persen telah melengkapi dan mengembalikan aplikasi termasuk perjanjian kerja sesuai waktu yang ditentukan,” ujar Jaffee dalam keterangannya, Selasa (13/7).
Terkait aspek transfer teknologi, bahwa saat ini penyesuaian sistem IT juga terus dilakukan terutama aplikasi-aplikasi yang berkaitan langsung dengan operasi produksi maupun penunjangnya. Termasuk di dalamnya pelatihan penggunaan sistem dari pertamina yang akan digunakan.
Selain itu, guna mempertahankan dan meningkatkan produksi migas Blok Rokan, PHR merencanakan pengeboran 84 sumur pengembangan pada tahun 2021 ditambah sisa sumur CPI. PHR juga mempersiapkan lebih kurang 270 sumur di tahun 2022. Ini adalah WK migas dengan investasi jumlah sumur terbanyak.
“Terkait pengeboran sumur, juga disiapkan tambahan 10 rig pemboran sehingga secara total tersedia 16 rig pemboran serta 29 rig untuk kegiatan Work Over & Well Service yang merupakan mirroring dari kontrak sebelumnya,” pungkas dia.
Sementara itu Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner, mengatakan dengan proses yang lancar tersebut akan berdampak terhadap proses estafet pengelolaan Blok Rokan berjalan dengan baik. Dengan demikian, PHR diharapkan dapat menjalankan kegiatan produksi dengan baik mengingat hampir tidak ada perubahan infrastruktur selain manajemen. Karyawan dan fasilitas produksi pun masih relatif sama dengan sebelumnya.
“Harapannya dengan proses yang lancar tersebut berdampak terhadap proses produksi Blok Rokan pasca diambil alih,” ujar Komaidi Notonegoro.
Komaidi mengapresiasi sikap CPI sebagai KKKS sebelumnya yang kooperatif dan tidak ada pro kontra yang berarti dalam pelaksanaannya. Salah satu indikasinya adalah alih SDM yang hampir sebagian besar ke PHR dan berjalan lancar. Namun, lanjut dia, tantangan ke depan PHR adalah mempertahankan volume produksi. Apalagi secara umum blok migas habis masa kontrak sudah mengalami penurunan produksi yang signifikan.
“Pekerjaan rumah umumnya hanya untuk mempertahankan produksi. Jika bisa menaikkan produksi, itu bonus,” katanya. (DIN/RIF)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *