ads_hari_koperasi_indonesia_74

Pemerintah Pastikan Ketersediaan Bahan Baku IKM Terjamin

Pemerintah Pastikan Ketersediaan Bahan Baku IKM Terjamin

Jakarta, Hotfokus.com

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan dukungan para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) agar makin produktif dan berdaya saing. Dengan memahami potensi sekaligus tantangan IKM, sekaligus keterlibatan pihak-pihak yang dapat memberikan dukungan, program bimbingan dan fasilitasi terhadap IKM dapat disusun dengan strategis.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, mengatakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas IKM adalah mempermudah pemenuhan kebutuhan bahan baku atau penolong dari pasar luar negeri dengan menyiapkan pusat penyedia bahan baku. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian, sebagai turunan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, importasi untuk IKM yang tidak dapat melaksanakan importasi sendiri dapat dilakukan oleh Pusat Penyedia Bahan Baku atau Bahan Penolong yang memiliki Angka Pengenal Importir Umum (API-U). Impor dibuktikan dengan kontrak pemesanan dari IKM yang dimaksud.

Dirjen IKMA mengungkapkan, pemerintah berusaha menjamin ketersediaan bahan baku selama setahun, agar tidak menjadi hambatan dalam proses produksi. Alasan ini pula yang mendasari Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 3 Tahun 2021 mengenai Jaminan Ketersediaan Bahan Baku Industri Gula dalam Rangka Pemenuhan Kebutuhan Gula Nasional.

Menurut Gati, Ditjen IKMA Kemenperin selalu berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kemenkop UKM, serta asosiasi untuk memantau kebutuhan gula bagi IKM yang harus menggunakan gula rafinasi.

“Supaya semuanya dapat tercukupi dengan baik,” kata Gati dalam keterangannya, Selasa (13/7/2021).

Ketua GAPMMI Adhi Lukman mengatakan kebutuhan bahan baku gula untuk IKM pangan termasuk industri makanan dan minuman di Jawa Timur terjamin aman hingga akhir tahun. Industri Kecil Menengah yang kesulitan mendapatkan bahan baku gula dapat berkoordinasi dengan tim GAPMMI agar produksi tetap lancar.

“Industri gula rafinasi menyatakan sanggup memenuhi seluruh permintaan industri,” tuturnya.

Adhi juga mendorong IKM pangan Indonesia agar segera menangkap peluang pasar dengan meningkatkan kualitas produk.

“Saat ini semakin banyak IKM yang berubah untuk memenuhi standar regulasi, dan mulai memproduksi makanan yang menyehatkan,” jelasnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Drajat Irawan mengatakan timnya terus mendorong IKM agar memanfaatkan peluang dalam program substitusi impor yang dinisiasi pemerintah.

Drajat mengakui, penyumbang ekspor terbesar dalam neraca perdagangan Jawa Timur adalah industri makanan, khususnya di sektor daging dan ikan olahan, kakao, olahan tepung, beragam minuman, serta gula dan kembang gula.

“Ekspor komoditas hasil industri kami terbesar kedua di Indonesia, setelah Jawa Barat,” ujarnya.

Belakangan, Pemprov Jatim juga menyiapkan terobosan agar Jawa Timur mampu menjadi sentra halal melalui Kawasan Industri Halal. Saat ini, hanya 2.000 IKM Jawa Timur yang telah mengantongi sertifikasi halal. Drajat berharap lebih banyak IKM yang tersertifikasi untuk mendorong perkembangan industri pangan Tanah Air.

“Kalau kita punya 13 halal center, yang terangkat pasti industri makanan dan minuman,” kata Drajat. (DIN/RIF)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *