New York, Hotfokus.com
Harga minyak terus melaju hingga ke dekat level tertinggi sepanjang tahun ini, Selasa, ditengah ketidakpastian global. Adapun laju pemulihan ekonomi Amerika dan produksi minyak Texas yang mulai recovery, menahan laju kenaikan harga minyak.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, ditutup turun 3 sen menjadi USD61,67 per barel, masih mendekati level tertinggi sejak Januari 2020, dikutip dari laporan Reuters, di New York, Selasa (23/2/2021) atau Rabu (24/2/2021) pagi WIB.
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 13 sen, atau 0,2 persen menjadi USD65,37 per barel.
Produsen dan penyuling shale-oil di Amerika Serikat bagian selatan perlahan-lahan melanjutkan produksi setelah 2 juta barel per hari (bph) produksi minyak mentah dan hampir 20 persen dari kapasitas penyulingan ditutup akibat badai musim dingin pekan lalu.
Lalu lintas di alur kapal Houston perlahan kembali normal. Namun, produksi diprediksi tidak akan segera dimulai kembali dan beberapa produsen shale-oil memperkirakan produksi minyak yang lebih rendah pada kuartal pertama.
Ada juga kekhawatiran atas pemulihan ekonomi Amerika, yang menurut Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, tetap “tidak merata dan jauh dari selesai.”
Analis Commerzbank, Eugen Weinberg, mengatakan kenaikan harga minyak baru-baru ini didukung oleh ekspektasi harga yang optimistis dari sejumlah broker Amerika.
Goldman Sachs memperkirakan harga Brent akan mencapai USD70 per barel pada kuartal kedua dari USD60 yang diprediksi sebelumnya, dan USD75 pada kuartal ketiga dari ekspektasi USD65 sebelumnya.
Morgan Stanley, yang memperkirakan Brent akan mencapai USD70 pada kuartal ketiga, mengatakan kasus baru Covid-19 turun sementara “statistik mobilitas mencapai titik terendah dan mulai meningkat”.
Bank of America mengatakan harga Brent bisa melonjak menjadi USD70 pada kuartal kedua. (SNU/RIF)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *