Singapura, Hotfokus.com
Harga minyak, khususnya Brent menguat 52 sen atau sekitar 0,88 persen ke posisi USD59,86 per barel, sebagai imbas dari komitmen negara-negara produsen minyak atau OPEC+ untuk memangkas pasokan. Disisi lain, langkah-langkah stimulus di AS juga berhasil meningkatkan permintaan.
Minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman April, patokan internasional, menyentuh melesat setingginya USD59,95 per barel pada pukul 08.02 WIB, demikian laporan Reuters, di Singapura, Senin (8/2/2021). Terakhir, harga bulan di Maret menembus USD60 per barel pada 20 Februari 2020.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, melonjak 57 sen, atau 1 persen menjadi USD57,42 per barel, level tertinggi sejak Januari tahun lalu.
“Laporan ketenagakerjaan Amerika yang lemah mendorong harapan langkah-langkah stimulus lebih lanjut,” kata analis ANZ, menambahkan bahwa produk energi dan logam industri diuntungkan dari meningkatnya selera risiko di antara investor.
Pelemahan dolar terhadap sebagian besar mata uang, Senin, juga mendukung komoditas, dengan komoditas berdenominasi greenback menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lain.
Di sisi lain, janji Arab Saudi untuk mengurangi pasokan pada Februari dan Maret didukung pemangkasan oleh anggota lain dari Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus, membantu menyeimbangkan pasar global.
Namun, harga minyak mentah yang lebih kuat mendorong produsen Amerika untuk meningkatkan output, sementara penguncian anti-virus korona di beberapa bagian Eropa dan Asia membatasi permintaan bahan bakar, kata analis.
Hitungan rig minyak Amerika, indikator awal output di masa depan, melejit ke level tertinggi sejak Mei pekan lalu, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes Co. (SNU/RIF)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *