Jakarta, Hotfokus.com
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa kinerja impor pada November 2020 meningkat cukup drastis. Namun dipastikan bahwa peningkatan impor tersebut bukan dipicu oleh masuknya produk vaksin dari Sinovac yang belakangan ramai diperbincangkan.
Kepala BPS, Suhariyanto, menjelaskan bahwa masuknya vaksin Covid-19 yang berjumlah 1,2 juta dosis vaksin pada awal bulan lalu baru bisa dicatatkan sebagai daftar produk impor periode Desember 2020 yang akan dirilis pada pertengahan Januari mendatang. Peningkatan impor periode November 2020 sebesar 17,40 persen dari USD10,79 miliar menjadi USD12,66 miliar lebih disebabkan oleh masuknya beberapa komoditas barang di luar vaksin Covid-19.
“Impor vaksin Covid-19 yang dilakukan minggu lalu tepatnya tanggal 6 Desember 2020 belum tercakup dalam nilai impor yang baru saja saya sampaikan. Nanti baru akan tercakup di dalam rilis impor untuk periode Desember 2020,” ujar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/12/2020).
Hanya saja diakuinya bahwa selama November 2020 memang pemerintah melalui badan usaha yang ditunjuk telah melakukan impor vaksin dengan nilai USD13,6 juta. Jumlah ini adalah di luar vaksin Covid-19 yang baru tiba dari Sinovac beberapa waktu lalu.
“Selama November 2020, nilai impor vaksin yang masuk dalam golongan HS3002090 nilainya mencapai USD13,6 juta,” lanjutnya.
Lebih lanjut, terkait dengan kinerja impor secara keseluruhan di bulan November 2020, Suhariyanto mengatakan dari tiga golongan menurut penggunaan barang yang paling tinggi kenaikan impornya adalah barang modal. Tercatat pada periode itu produk ini meningkat 31,54 persen month to month (mtom) menjadi USD2,43 miliar.
Kemudian untuk golongan barang konsumsi nilai impor mencapai USD1,3 miliar atau naik 25,52 persen mtom. Sementara impor bahan baku atau penolong pada periode itu sebesar USD8,93 miliar atau setara kenaikan 13,02 persen mtom.
Dijelaskan bahwa porsi impor bahan baku atau penolong tetap menjadi yang terbesar terhadap total impor dengan porsi mencapai 70,51 persen. Kemudian disusul oleh barang modal yang memberikan andil terhadap total impor sebesar 19,22 persen. Sementara impor bahan konsumsi hanya memberikan andil sebesar 10,27 persen.
“Pertumbuhan impor bahan baku dan modal ini menggembirakan, kita harap bisa menggerakkan industri di dalam negeri dan bisa menggerakkan investasi atau PMTB di dalam negeri,” pungkasnya. (DIN/rif)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *