Jakarta, Hotfokus.com
PT Pertamina (Persero) terus melanjutkan mega proyek Kilang berupa proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) empat kilang lama dan Grass Roof Refinery (GRR) dua kilang baru.Diantaranya pengembangan kapasitas Kilang Pertamina di Cilacap, Kilang Balongan, Kilang Dumai dan Kilang Balikpapan serta dua kilang baru yang dibangun di Tuban, dan di Bontang dengan total investasi mencapai 48 miliar dollar AS.
Menurut Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, tingkat kesulitan melakukan ekspansi dan revamping kilang lama jauh lebih tinggi dari pada membangun kilang baru di lapangan yang masih kosong.
“Membangun kilang baru jauh lebih mudah dari pada melakukan ekspansi dan revamping kilang lama. Karena kalau yang ini untuk mengatur accesibility atau ketercapaian dan constructability atau keterbangunannya jauh lebih sulit,” papar Nicke saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI belum lama ini.
Terkait RDMP Balikpapan, Nicke mengatakan bahwa desain proyek Kilang yang dikerjakan di Korea dan di Indonesia itu sudah hampir selesai atau sudah mencapai lebih dari 70 persen. “Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)-nya mencapai 35 persen dari nilai kontrak tahap pertama yang mencapai 4 billion dollar AS,” kata Nicke.
Menurutnya, di tengah kondisi Covid-19, kegiatan yang dilakukan di proyek tersebut cukup masif, tapi tentu saja tetap menerapkan protokol Covid-19. “Di dekat kilang juga dibangun storage yang nanti berfungsi untuk menampung crude dengan blending facility,” ungkapnya.
Yang pasti, kata dia, melalui mega proyek kilang minyak dan petro kimia, Pertamina ingin mewujudkan ketahanan energi nasional. “Semoga tidak ada lagi yang meragukan komitmen Pertamina dalam membangun kilang,” tutup Nicke.
Sementara Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengapresiasi manjemen Pertamina yang terus membangun mega proyek tersebut di tengah pandemi Covid-19 saat ini. “Ini patut kita apresiasi, apalagi progres pembangunan kilang yang sedang dilakukan terutama untuk konstruksi fisik yang dicapai juga cukup signifikan, seperti RDMP Balikpapan yang saat ini sudah mencapai 17,41%. Nantinya kapasitas produksi RDMP Balikpapan akan meningkat menjadi 360 ribu barel,” kata Mamit dalam pesan tertulisnya yang diterima Hotfokus.com di Jakarta, Minggu (06/7).
Menurut Mamit, mega proyek kilang tersebut sesuai dengan visi Pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional. “Ini merupakan satu program strategis yang harus tetap dilanjutkan dalam rangka kemandirian energi Indonesi Di mana melalui program ini kapasitas pengolahan kilang kita menjadi 1.8 juta BPD dan produksi fuel menjadi 1.5 juta BPD dari saat ini hanya 600.000 BPD pada tahun 2027. Program RDMP dan GRR ini juga menunjukan keseriusan Pemerintah dan Pertamina dalam mempersiapkan bahan bakar ramah lingkungan dimana produk yang dihasilkan sudah standard EURO V,” papar Mamit.
Dengan progress pembangunan yang sudah berjalan seperti Kilang Balikpapan, pihaknya optimis Pertamina akan sanggup menyelesaikan mega proyek tersebut sesuai target yang diberikan oleh Pemerintah. “Pekerjaan pembangunan kilang baik itu RDMP maupun GRR tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus dilalui seperti persoalan keterbatasan lahan, investasi yang besar, profit jangka panjang, kompleksitas perijinan dan yang pasti sulitnya mencari mitra strategis. Pembangunan Kilang ini juga harus terintegrasi dengan produk Petrokimia agar semua manfaat dari minyak mentah bisa digunakan,” tukasnya.
Mamit juga menyampaikan bahwa komitmen Pertamina dalam proyek pembangunan kilang ini tidak perlu diragukan karena ini adalah amanah dari Pemerintah. ”Tidak usah meragukan atau mempertanyakan komitmen Pertamina dalam mega proyek ini. Mereka akan bekerja dengan sebaik-baiknya agar pembangunan kilang ini sesuai dengan target yang ditetapkan. Kita harus dukung dan kawal pembangunan kilang ini,” pungkas Mamit Setiawan.(Ral)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *