Jakarta, hotfokus.com
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk memperkirakan kebutuhan investasi untuk membangun fasilitas regasifikasi LNG bagi 52 pembangkit listrik PT PLN (Persero) mencapai US$ 2 miliar. Perusahaan akan mulai menggarap proyek ini secara bertahap dan ditargetkan rampung dalam dua tahun. Total kebutuhan gas untuk proyek ini 149 miliar british thermal unit per hari (billion british thermal unit per day/BBTUD) untuk 1.697 megawatt (MW).
“Mengingat implementasi harus rampung dua tahun, maka kami kerjakan dalam empat tahap,” kata Direktur Utama PGN Gigih Prakoso dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin (10/2).
Dalam waktu dekat, lanjutnya, pihaknya akan merampungkan gasifikasi (quick win) untuk pembangkit listrik di Tanjung Selor berkapasitas 15 MW dengan kebutuhan gas 0,66 BBTUD. Untuk pembangkit listrik ini, PGN akan menggunakan ISO Tank. Selanjutnya Tahap 1 mencakup 20 pembangkit listrik yang tersebar di Krueng, Nias, Kluster Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, dan Papua Utara dengan kebutuhan gas 96 BBTUD.
“Tahap 1 ini dalam kajian tahap advance, di mana pembangkit dalam tahap beroperasi, komisioning, atau konstruksi,” ujar Gigih.
Selanjutnya, Tahap 2 mencakup delapan pembangkit listrik berkapasitas total 278 MW di Kluster Sulawesi dan Maluku dengan kebutuhan gas 33 BBTUD. Tahap ini masih dalam kajian tahap awal di mana pembangkit dalam tahap beroperasi, komisioning, atau konstruksi. Tahap 3 mencakup 11 pembangkit listrik di Kluster Maluku Utara dan Kluster Papua Selatan dengan kebutuhan gas 19 BBTUD.
“Perencanaan sesuai pembicaraan dengan PLN, namun kami akan melihat PLN lebih siapnya bagaimana, karena kami bangun sesuai kesiapan pembangkit listrik PLN,” tutur dia.
Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Chriesty Barend meminta agar pembangunan fasilitas LNG di wilayah Indonesia Timur dapat dipercepat. Pasalnya, wilayah Indonesia Timur merupakan produsen gas yang cukup besar. Dia tidak ingin wilayah produsen gas ini justru tidak mendapat manfaat gas.
“Harapan kami PGN juga urusan agar kami bisa rasakan yang dirasakan masyarakat di Indonesia Barat. Jadi kalau ini bisa jalan maka akan amat membantu kami,” ujarnya.
Menurut Gigih, proyek gasifikasi ini akan mengganti bahan bakar pembangkit listrik PLN yang semula memakai solar menjadi gas. Dari proyek ini, pemanfaatan gas sebesar 149 BBTUD setara dengan minyak 26,24 ribu barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/BOEPD). “Jadi PLN bisa menghemat Rp 1,91 triliun per tahun,” kata dia. (ert/rif)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *