Jakarta, hotfokus.com

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan gelontorkan dana Rp11 triliun untuk membayar utang klaim jatuh tempo rumah sakit, serta denda keterlambatan. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan biasanya di kisaran Rp 8 triliun.

Selama ini jumlah total klaim dibandingkan dengan dana yang di keluarkan rata-rata defisit Rp1 triliun, Penerima Bantuan Iuran (PBI) sudah diberlakukan sejak tahun 2015 dalam bentuk intervensi pemerintah atas keterlambatan pembayaran klaim.

“Jadi sampai dengan hari ini kita udah bayar sampai April total Rp11 triliun untuk pembayaran klaim RS ini diharapkan bisa berikan likuiditas baik bagi fasilitas kesehatan khususnya RS agar bisa berikan pelayanan prserta BPJS. Karna isu yang berkembang bahwa BPJS menunggak gitu ya,” tutur Deputi Bidang Treasury Dan Investasi, Fadlul Imansyah dalam jumpa persnya di kantornya hari ini, Selasa, (16/04).

Menurut dia, pembayaran Rp11 triliun untuk periode April belum termasuk dengan pembayaran dana kapitasi kepada faskes tingkat pertama sebesar Rp1,1 triliun rupiah.

mengatasi hal itu, pemerintah yang melihat likuidasi tengah ketat, memberi izin BPJS Kesehatan mencairkan jatah dana PBI dari pemerintah untuk 5 bulan ke depan. Adapun dana per bulannya adalah Rp 2,2 triliun.(SA)