Jakarta, Hotfokus.com
Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan mengatakan pemerintah akan melakukan apapun untuk tidak akan goyah terkait industri sawit.
“Siapapun yang menghambat perkembangan industri sawit Indonesia akan kita lawan. Karena industri sawit ini perannya sangat signifikan dalam menurunkan angka kemiskinan, juga dalam penyerapan tenaga kerja,” ujar Menko Luhut sebagaimana keterangan pers yang diterima Hotfokus.com di Jakarta, Jumat (06/4/2019).
Menurut dia, Presiden Joko Widodo berpesan agar para petani sawit diberikan perhatian khusus, “Beliau mengingatkan saya soal kelapa sawit. “Kelapa sawit ini merupakan perhatian nasional, kita menjaga agar harganya jangan sampai drop lagi, akan kita pertahankan di antara 600-900 USD per ton,” kata Menko Luhut.
Menurutnya jika Uni Eropa jadi mengimplementasikan boikot tersebut ada beberapa opsi yang akan dilakukan Indonesia. “Tentu kita akan melawan lewat pengadilan di Eropa dan World Trade Organization (WTO), keluar dari Paris Agreement juga menjadi salah satu opsinya,” jelas Menko Luhut.
Ia mengatakan, sawit merupakan komoditas unggulan Indonesia yang harus diperjuangkan, namun Menko Luhut menekankan pentingnya melakukan pengelolaan berkelanjutan.
“Bapak, ibu jangan menanam sawit semua, harus ada enclave untuk menjaga keseimbangan. Kita sudah melakukan hilirisasi industri sawit, lalu moratorium sudah dilakukan pada 14 juta hektar lahan, saat ini kita hanya melakukan replanting saja dengan bibit unggul,” kata Menko Luhut.
Menko Luhut melanjutkan perjalanannya ke Kabupaten Labuhan Batu. Pada kunjungannya ini, Menko Luhut disambut Plt Bupati Andi Suhaimi Dalimunthe dan ribuan masyarakat Labuhan Batu. Dalam sambutannya, Bupati mengucap terima kasih atas kunjungan Menko Luhut, karena sejak orde baru, Menko Luhut adalah Menteri pertama yang berkunjung ke kabupaten tersebut.
Kepada masyarakat yang menyambutnya, Menko Luhut memastikan kembali bahwa pemerintah akan bekerja maksimal menghadapi rencana boikot Uni Eropa. Kebanyakan masyarakat Labuhan Batu juga bergantung pada sawit, kabupaten ini menjadi penghasil sawit utama di PTPN III.
“Kita bekerja keras menghadapi tekanan, diskriminasi dari beberapa negara terhadap pemerintah dalam menangani kelapa sawit ini. Jadi kita semua harus kompak menghadapi ini,” katanya.(ert)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *