Jakarta, hotfokus.com
PT Pertamina (Persero) terus memperkuat langkah transformasi besar-besaran guna mendukung kemandirian dan ketahanan energi nasional. Transformasi ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melalui agenda Asta Cita menuju Generasi Emas Indonesia 2045.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa perusahaan tengah memperkuat fondasi tata kelola, budaya kerja, dan model bisnis yang lebih adaptif. “Pertamina ingin menjadi simbol pelayanan energi yang transparan, efisien, dan berpihak kepada kepentingan rakyat,” ujarnya dalam peringatan satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran di Jakarta, 20 Oktober 2025.
Simon menjelaskan, transformasi korporasi ini ditopang oleh tiga pilar utama. Pertama, pembenahan tata kelola (governance) dengan menegakkan prinsip akuntabilitas dan kepatuhan. Kedua, penguatan budaya kerja (culture) yang tanggap terhadap perubahan industri dan teknologi. Ketiga, pembaruan model bisnis (business model) yang fleksibel terhadap perubahan tren energi global melalui diversifikasi dan inovasi berkelanjutan.
Lebih lanjut, Simon menilai tantangan utama sektor energi nasional saat ini adalah menekan ketergantungan terhadap impor. Sebagian besar lapangan minyak dan gas di dalam negeri sudah memasuki fase penurunan produksi, sehingga perlu dilakukan eksplorasi dan penerapan teknologi baru untuk menjaga pasokan energi nasional tetap stabil.

Dalam menghadapi tantangan itu, Pertamina menerapkan strategi pertumbuhan ganda (dual growth strategy). Selain meningkatkan efisiensi di sektor hulu dan kilang, perusahaan juga fokus memperluas bisnis energi bersih seperti panas bumi (geothermal), biofuel, dan Pertamax Green 95 yang mengandung 5% etanol. Saat ini, Pertamina telah mengoperasikan pembangkit panas bumi dengan kapasitas 727 MW dari total kapasitas nasional sebesar 2,7 GW, sekaligus memperluas pengembangan program biofuel B40 hingga B50.
“Pertamina bukan sekadar perusahaan migas, tetapi juga mitra strategis pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan,” tutur Simon. Ia menegaskan komitmen perusahaan untuk terus menjaga ketersediaan energi nasional sambil mendukung pencapaian target Net Zero Emission pada tahun 2060.

Langkah transformasi ini menunjukkan keseriusan Pertamina dalam menyiapkan masa depan energi Indonesia yang lebih tangguh, mandiri, dan ramah lingkungan — sejalan dengan semangat Asta Cita dan visi Indonesia Emas 2045. (*)













Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *