Jakarta, hotfokus.com
Memasuki satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, PT Pertamina (Persero) menegaskan posisinya sebagai tulang punggung ketahanan energi nasional. Perusahaan pelat merah ini berhasil menjaga ketersediaan energi di tengah ketidakpastian global dan fluktuasi geopolitik dunia.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyebutkan bahwa perusahaan terus mendukung misi Asta Cita pemerintah dengan memperkuat kemandirian energi nasional. “Kami berkomitmen menjalankan amanah pemerintah dengan memastikan pasokan energi tetap stabil di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Simon.
Simon menambahkan, hingga semester pertama 2025, kinerja sektor hulu Pertamina menunjukkan tren positif. Produksi migas mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (MMBOEPD), terdiri atas 557 ribu barel minyak dan 2,8 miliar standar kaki kubik gas per hari. Peningkatan produksi ini menunjukkan kemampuan Pertamina dalam menjaga keberlanjutan energi nasional.
Untuk memastikan cadangan energi tetap kuat, Pertamina melakukan survei seismik 3D serta eksplorasi sumur baru. Dari hasil kegiatan tersebut, perusahaan memperoleh tambahan sumber daya 2C sebesar 804 juta barel setara minyak (MMBOE) dan cadangan terbukti (P1) sebanyak 63 juta barel setara minyak.
Sejumlah proyek strategis juga telah selesai dikerjakan, seperti pengembangan Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG), Proyek Sisi Nubi, Proyek CEOR Lapangan Minas Area A Stage-1, serta pengembangan Lapangan OO-OX. Berkat proyek-proyek tersebut, Pertamina kini menyumbang sekitar 69 persen produksi minyak dan 37 persen produksi gas nasional.
Selain sektor hulu, Pertamina juga semakin agresif dalam mengembangkan energi baru terbarukan. Selama satu tahun terakhir, perusahaan berhasil memproduksi bahan bakar rendah karbon seperti Sustainable Aviation Fuel dari minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO), serta melanjutkan program Biodiesel 40 persen (B40).

Komitmen terhadap energi bersih juga diwujudkan melalui anak usaha, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), yang kini mengelola kapasitas panas bumi sebesar 727 MW di enam wilayah operasi. PGE menargetkan peningkatan kapasitas hingga 1 GW dalam dua hingga tiga tahun mendatang dan 1,7 GW pada 2034.
Tak berhenti di situ, Pertamina meluncurkan proyek percontohan Green Hydrogen di Ulubelu, Lampung. Proyek ini menjadi langkah awal membangun ekosistem hidrogen hijau secara terintegrasi, mulai dari produksi hingga pemanfaatannya. “Upaya ini menegaskan peran Pertamina sebagai pelopor transisi menuju energi bersih di Indonesia,” kata Simon.

Dengan berbagai inisiatif tersebut, Pertamina menunjukkan keseriusannya mendukung target net zero emission 2060. Seluruh program dijalankan selaras dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).(*)













Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *