Jakarta, hotfokus.com
Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menegaskan bahwa Indonesia tetap berkomitmen penuh terhadap Paris Agreement dalam upaya menekan emisi karbon dan menjaga suhu bumi di bawah dua derajat celcius.
Dalam BloombergNEF Forum di Jakarta, Hashim menyampaikan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo menargetkan Net Zero Emission (NZE) paling lambat pada 2060, namun tengah menyiapkan langkah percepatan agar target tersebut bisa dicapai antara 2050 dan 2060.
“Pemerintah fokus mempercepat pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Kami menargetkan 75 persen sumber energi nasional pada 2040 berasal dari EBT,” ujar Hashim.
Untuk mendukung komitmen itu, PT PLN (Persero) mengambil peran strategis dengan menambah kapasitas listrik sebesar 100 gigawatt (GW) hingga 2040, di mana 75 persen di antaranya berbasis EBT.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan pihaknya menyiapkan green-enabling super grid, jaringan kelistrikan hijau sepanjang 70 ribu kilometer sirkuit (kms) yang akan menghubungkan Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.
“Langkah ini bukan sekadar proyek infrastruktur energi, tapi bagian dari visi besar Indonesia untuk beralih ke energi bersih, membuka lapangan kerja baru, dan menarik investasi hijau,” ungkap Darmawan.
Darmawan menekankan, transisi energi membutuhkan kerja sama global. PLN membuka peluang kolaborasi internasional dalam hal investasi, riset, dan transfer teknologi demi mempercepat dekarbonisasi sektor energi nasional.
Sementara itu, CEO JERA Asia, Izumi Kai, menyatakan dukungannya terhadap langkah Indonesia menuju NZE. “Kita perlu menerapkan pendekatan menyeluruh dalam strategi dekarbonisasi. Semua opsi energi rendah karbon harus dimanfaatkan secara seimbang,” katanya.

Melalui kolaborasi lintas sektor dan penguatan EBT, Indonesia menegaskan tekadnya menjadi pemimpin transisi energi bersih di kawasan Asia Tenggara. (*)













Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *