ads_hari_koperasi_indonesia_74

Pertamina Mantapkan Langkah Menuju Kemandirian Energi Nasional Lewat Inovasi dan Efisiensi

Pertamina Mantapkan Langkah Menuju Kemandirian Energi Nasional Lewat Inovasi dan Efisiensi

Jakarta, hotfokus.com

PT Pertamina (Persero) kembali menegaskan perannya sebagai motor utama dalam mewujudkan kemandirian energi Indonesia. Melalui strategi dual growth, perusahaan energi pelat merah ini menggabungkan peningkatan bisnis eksisting dengan pengembangan energi rendah karbon sebagai bagian dari transformasi menuju ekonomi hijau.

Dalam acara Indonesia Langgas Berenergi di Jakarta, Selasa (7/10/2025), Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan BUMN energi untuk mempercepat transisi menuju kedaulatan energi nasional. “Pertamina berkomitmen mendukung visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam membangun ketahanan pangan, energi, dan air. Strategi kami menitikberatkan pada penguatan bisnis migas sekaligus percepatan dekarbonisasi,” ujar Simon.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menambahkan bahwa kebutuhan energi Indonesia kini jauh melampaui produksi domestik, berbeda dengan kondisi pada dekade 1990-an. Karena itu, pemerintah menempatkan kemandirian energi sebagai prioritas strategis. “Penerapan program B40, yaitu campuran 40 persen CPO dan solar, telah menurunkan impor solar hingga sekitar 4 juta ton per tahun. Tahun depan kami targetkan penerapan B50 agar Indonesia bisa sepenuhnya lepas dari impor solar,” jelasnya.

Selain biofuel, pemerintah juga mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, angin, air, dan panas bumi untuk memperluas sumber energi domestik. Pertamina menjadi salah satu pemain utama dalam mendorong diversifikasi energi tersebut.

Simon menjelaskan bahwa di sektor hulu, PT Pertamina Hulu Energi terus meningkatkan produksi melalui inovasi teknologi di berbagai lapangan migas. Sementara di sektor hilir, Pertamina mempercepat proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang dijadwalkan beroperasi pada November 2025. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak, menghasilkan bahan bakar berstandar Euro 5, serta mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM.

Tak berhenti di situ, Pertamina juga memperluas investasi di sektor energi rendah karbon. Produk Pertamax Green 95, yang mengandung campuran 5 persen etanol (E5), menjadi langkah nyata perusahaan dalam menghadirkan bahan bakar ramah lingkungan. Pertamina juga terus memperluas pengembangan panas bumi (geothermal) dan mempercepat proyek carbon capture and storage (CCS/CCUS) untuk mendukung target Net Zero Emission 2060.

Menurut Simon, seluruh strategi tersebut bukan hanya memperkuat posisi Pertamina sebagai pemimpin di sektor energi nasional, tetapi juga mempercepat langkah Indonesia menuju ekonomi berkelanjutan. “Kami tidak hanya fokus pada efisiensi bisnis, tapi juga menciptakan sistem energi yang tangguh, bersih, dan mandiri,” tuturnya.

Dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini usaha, Pertamina memastikan bahwa setiap proyek dan inovasi berkontribusi pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Transformasi menuju energi hijau ini menandai langkah tegas Pertamina dalam mengantarkan Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat energi dan berkelanjutan. (*)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *