ads_hari_koperasi_indonesia_74

UMKM Situbondo Perkuat Ekspor Kopi Nasional, Bukti Kopi Indonesia Makin Diminati Dunia

UMKM Situbondo Perkuat Ekspor Kopi Nasional, Bukti Kopi Indonesia Makin Diminati Dunia

Jakarta, Hotfokus.com

Komoditas kopi Indonesia terus menegaskan posisinya di kancah global. Pada tahun 2024, nilai ekspor kopi nasional mencapai Rp24,8 triliun, dengan pasar utama mencakup Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Tren positif ini berlanjut pada 2025, di mana hingga semester pertama Indonesia telah mengekspor sekitar 206,7 juta kilogram kopi ke berbagai negara.

Salah satu kontribusi signifikan datang dari pelaku usaha kecil menengah (UMKM) di Situbondo, Jawa Timur. Melalui Kelompok Masyarakat (Pokmas) Argopuro Walida, sebanyak 15 ton kopi specialty Argopuro Walida senilai Rp3 miliar berhasil diekspor ke Jeddah, Arab Saudi. Pencapaian ini menunjukkan kapasitas UMKM Indonesia dalam menembus pasar global dengan produk berkualitas.

Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian Koperasi dan UKM, Bagus Rachman, menyampaikan apresiasi terhadap langkah Pokmas Argopuro Walida yang telah bermitra dengan 568 petani, serta berpotensi melibatkan hingga 1.500 petani kopi di Situbondo. “Ekspor kopi Argopuro kali ini membuktikan bahwa UMKM kita mampu bersaing di pasar global. Indonesia adalah salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, dengan lebih dari 90 persen perkebunan dikelola oleh petani rakyat,” ujar Bagus, Selasa (7/10/2025).

Bagus menegaskan, Indonesia memiliki luas perkebunan kopi sekitar 1,2 juta hektare, dan mayoritas dikelola oleh petani rakyat. Potensi besar ini perlu dikelola dengan sistem yang lebih terintegrasi agar menciptakan nilai tambah tinggi bagi petani dan UMKM.

Sebagai langkah strategis, Kementerian Koperasi dan UKM menginisiasi program Holding UMKM Klaster Perkebunan. Program ini bertujuan memperkuat rantai pasok dan membangun ekosistem kolaboratif antara pelaku usaha mikro, kecil, menengah, dan perusahaan besar. Melalui skema ini, usaha menengah berperan sebagai operator dengan empat pilar utama: agregator, inkubasi, pemasaran, dan pendanaan.

“Pendekatan klaster ini memastikan UMKM tidak lagi berjalan sendiri-sendiri. Mereka akan saling terhubung, saling memperkuat, dan tumbuh dalam satu ekosistem yang mendorong produktivitas serta keberlanjutan,” kata Bagus. Ia menambahkan, dukungan pemerintah, BUMN, swasta, dan lembaga keuangan menjadi kunci membangun kemitraan tangguh yang mampu membawa kopi Indonesia terus menembus pasar dunia secara berkelanjutan. (DIN/GIT)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *