Jakarta, hotfokus.com

Pemerintah menilai pengajuan banding Uni Eropa (UE) atas putusan Panel Sengketa DS618 terkait kebijakan countervailing duties (CVD) biodiesel Indonesia oleh Badan Perdagangan Dunia (WTO) pada September 2025 sudah tak relevan.

“Saat ini tidak berfungsi (appeal into the void),” kata Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, dalam keterangan Kamis (2/10/2025).

Apalagi, menteri menegaskan proses pengambilan keputusan panel sesuai prosedur serta dipimpin panelis berpengalaman dan kredibel. Sehingga langkah banding ini kurang sejalan dengan semangat penguatan hubungan ekonomi.

Karenanya, Indonesia menyesalkan langkah Uni Eropa tersebut. “Pemerintah mendorong UE mengadopsi putusan Panel Sengketa DS618 tersebut,” ungkap Busan panggilan Menteri Perdagangan ini.

Sebelumnya, UE menuduh Indonesia memberi subsidi ilegal yang menyebabkan ancaman kerugian material bagi industri biodiesel di Eropa. Atas dasar itu, sejak November 2019, UE mengenakan bea masuk imbalan sebesar 8–18 persen terhadap biodiesel asal Indonesia.

Merespons kebijakan tersebut, Indonesia menggugat melalui mekanisme sengketa WTO pada Agustus 2023. Dua tahun kemudian, tepatnya Agustus 2025, Panel WTO memutuskan memenangkan Indonesia dalam kasus DS618. (bi)