ads_hari_koperasi_indonesia_74

Sinergi PLN dan TNI AL: Dorong Efisiensi Energi di Dermaga Koarmada II

Sinergi PLN dan TNI AL: Dorong Efisiensi Energi di Dermaga Koarmada II

Jakarta, hotfokus.com

Dermaga Komando Armada (Koarmada) II Surabaya kini menghadirkan suasana baru. Kebisingan genset yang selama ini menemani kapal perang saat bersandar mulai digantikan oleh aliran listrik dari PLN. Inovasi onshore electric connection ini tidak hanya menekan biaya operasional, tetapi juga mendukung langkah transisi menuju energi bersih di Indonesia.

Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Eko Sunarjanto, menegaskan bahwa layanan ini lebih dari sekadar urusan teknis. Menurutnya, kerja sama dengan PLN memperkuat pertahanan laut Indonesia sekaligus mendorong efisiensi penggunaan anggaran negara.

“Penyediaan jaringan listrik untuk KRI di Dermaga Koarmada II adalah langkah strategis. Pengeluaran jauh lebih hemat dibandingkan penggunaan genset berbahan bakar, selain itu juga mendukung keberlanjutan lingkungan,” ujarnya dalam penandatanganan perjanjian kerja sama di Mabes TNI AL, Jakarta Timur, Rabu (17/9).

Dukungan Energi untuk Armada Strategis

Koarmada II memegang peran penting menjaga kedaulatan wilayah laut Nusantara. Kehadiran frigate terbesar di Asia Tenggara, KRI Brawijaya-320, menjadi bukti penguatan armada. Kapal-kapal modern semacam ini membutuhkan pasokan energi yang kuat, stabil, dan ramah lingkungan.

Dengan memanfaatkan listrik PLN, negara diproyeksikan mampu memangkas biaya hingga 56% untuk setiap kapal yang bersandar. Selain penghematan, layanan ini juga mengurangi kebutuhan logistik bahan bakar dan menekan emisi karbon secara signifikan.

Apresiasi untuk PLN

Laksda Eko menyampaikan penghargaan atas kesiapan PLN menyesuaikan layanan sesuai kebutuhan kapal perang. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut kolaborasi ini sebagai simbol perluasan peran PLN, yang kini tidak hanya melayani rumah tangga dan industri, tetapi juga sektor pertahanan.

“Kerja sama ini adalah bukti sinergi antara BUMN dengan TNI AL. Kami bangga bisa berkontribusi dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia,” kata Darmawan.

Direktur Retail dan Niaga PLN, Adi Priyanto, menambahkan bahwa kapal perang membutuhkan pasokan energi khusus. Jika listrik rumah tangga biasanya bertegangan 220 Volt dengan frekuensi 50 Hz, kapal perang memerlukan daya hingga 1.500 kW dengan tegangan 690 Volt dan frekuensi 60 Hz. PLN pun menyesuaikan sistem agar layanan bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

Menuju Transisi Energi Maritim

Kerja sama PLN dan TNI AL ini dipandang sebagai langkah awal elektrifikasi maritim dalam kerangka besar transisi energi. PLN menegaskan bahwa program ini mendukung target Net Zero Emissions 2060 atau lebih cepat.

“Kolaborasi ini bukan sekadar efisiensi biaya, tetapi juga tonggak penting memperkuat pertahanan laut sekaligus mendukung agenda transisi energi nasional,” tutup Adi. (*)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *