ads_hari_koperasi_indonesia_74

PLTS Baseload Pertama Hadir di Filipina, Pertamina NRE Catat Tonggak Baru Transisi Energi

PLTS Baseload Pertama Hadir di Filipina, Pertamina NRE Catat Tonggak Baru Transisi Energi

Batangas, Filipina, hotfokus.com

Filipina resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 197 megawatt peak (MWp) yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi baterai atau battery energy storage system (BESS) sebesar 320 megawatt hour (MWh). Proyek yang dikerjakan Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), mitra Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), ini diresmikan langsung oleh Presiden Ferdinand Romualdez Marcos Jr. pada Senin (15/9).

PLTS Batangas berdiri di dua wilayah, yaitu Lumbangan dengan kapasitas 125 MWp dan Luntal sebesar 72 MWp. Kehadiran BESS membuat fasilitas ini berstatus sebagai PLTS hibrida sekaligus baseload pertama di Filipina. Artinya, pembangkit ini mampu memasok energi bersih secara konsisten selama 24 jam penuh, tujuh hari seminggu.

CEO Pertamina NRE, John Anis, menyebut pengoperasian PLTS ini sebagai lompatan besar. “Proyek 197 MWp yang didukung BESS 320 MWh ini bukan hanya pencapaian penting untuk Filipina, tetapi juga bagi Pertamina NRE. Sebagai pemegang saham CREC, kami bangga karena hal ini semakin memperkuat portofolio energi terbarukan kami. Langkah ini baru awal dari target besar CREC untuk menambah kapasitas 1 GW setiap tahun dalam lima tahun mendatang,” jelasnya.

Presiden Marcos Jr. juga mengapresiasi capaian ini. Menurutnya, Filipina berharap CREC terus konsisten mencapai target pengembangan energi hijau. Ia menekankan bahwa proyek ini bisa menjadi referensi bagi negara lain, termasuk Indonesia, dalam mengadopsi teknologi penyimpanan energi skala besar yang mampu menjawab tantangan intermitensi.

Kinerja CREC sendiri mencatatkan pertumbuhan solid. Pada paruh pertama 2025, perusahaan meraih pendapatan ₱2,66 miliar (USD 134 juta) dan laba bersih meningkat 38% menjadi ₱630 juta (USD 32 juta). Seiring dengan itu, harga sahamnya juga naik 32% sejak awal tahun.

Selain kinerja finansial, proyek PLTS Batangas diprediksi mampu mengurangi emisi karbon hingga 265.933 ton CO₂e per tahun. Jika disetarakan, dampaknya sama dengan menanam lebih dari 12 juta pohon. Tak hanya itu, listrik bersih dari PLTS ini bisa mengaliri hingga 158.300 rumah tangga, menjadikannya proyek strategis dalam mendukung agenda transisi energi ASEAN.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan dukungan penuh perusahaan terhadap inisiatif energi hijau. “Pertamina sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia ingin berkontribusi lebih luas di kawasan Asia Tenggara. Fokus kami adalah mempercepat pengembangan energi terbarukan demi ketahanan energi di masa depan,” ujarnya. (*)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *