Bandung, hotfokus.com
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap fenomena Rojali (rombongan jarang beli, red) tak perlu dikhawatirkan.
“Saat ini memang ada pergeseran perilaku konsumsi. Masyarakat kini lebih selektif dan digital-oriented, khususnya di minimarket dan kios dan bergeser ke online atau e-commerce. Tapi tak perlu dikhawatirkan,” katanya dalam sambutannya pada Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakorkernas) ke-34 Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Selasa (5/8/2025).
Menurut menko, kontribusi ekonomi digital secara global yang menyumbang lebih dari 15,5 persen terhadap total PDB dunia. Ini menandakan peran ekonomi digital yang semakin besar untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Dari total ekonomi digital di kawasan ASEAN, Indonesia menguasai sekitar 40 persen. Sehingga Digital Economy Framework Agreement (DEFA) menjadi salah satu agenda prioritas untuk mendorong dan mengoptimalkan potensi ekonomi digital di kawasan ASEAN.
“Kita lihat hampir di semua sektor yang berbasis digital itu terjadi kenaikan. Bahkan sektor digital yang diharapkan menjadi pengungkit tambahan sektor ekonomi yang tumbuhnya tidak linear, tapi meningkat luar biasa,” jelas Airlangga.

Di kawasan ASEAN, ekonomi digital ditargetkan 2 triliun dolar AS. Untuk Indonesia bisa 600 miliar dolar AS pada 2030. “Digitalisasi ini tidak tergantung dengan tarif. Digitalisasi ini tentu kita dorong e-commerce. E-commerce ASEAN bea masuknya 99,9 persen sudah 0,” kata menko.
(bi)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *