Jakarta, hotfokus.com
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri, menegaskan Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan instrumen kebijakan yang inovatif dan strategis.
“SRG bukan sekadar instrumen tunda-jual dan pembiayaan, tapi juga bentuk pemberdayaan dan penguatan daya saing perdagangan komoditas Indonesia di pasar global,” kata Wamendag, saat melepas ekspor 57,6 ton komoditas kopi dari gudang SRG Subang ke Tiongkok, Senin (28/7/2025).
Kali ini, kopi yang diekspor Zhanjiang Fruit Home Trading. Co, Ltd jenis Robusta sebanyak tiga kontener ukuran 20 feet yang nilainya diperkirakan mencapai 264,96 ribu dolar AS atau setara Rp4,31 miliar.
Disebutkan ekspor kopi ini dilakukan dari gudang SRG yang dikelola Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (KPGLB). KPGLB telah memiliki kerjasama (kontrak) ekspor komoditas kopi dengan pembeli di beberapa negara seperti Mesir, Uni EmiratArab, Arab Saudi, Lebanon, Vietnam, serta Tiongkok sebagai pasar ekspor terbaru.
Wamendag mengungkap Indonesia terus berupaya menggenjot ekspor ditengah dinamika global saat ini.
Menurut Roro, tantangan ekonomi global yang dihadapi saat ini, terkait dengan menurunnya pasokan berbagai komoditas krusial termasuk kopi sebagai dampak perubahan iklim serta meningkatnya permintaan.

Ini menjadi peluang strategis bagi Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbesar dunia. “Kami optimistis Indonesia mampu menangkap peluang yang ada karena neraca perdagangan kita berhasil mempertahankan tren surplus pada Semester I-2025.
“Total nilai ekspor Indonesia pada Mei 2025 mencapai 24,61 miliar dolar AS yang merefleksikan pertumbuhan tahunan (year-on-year) sebesar 9,68 persen yang didorong kinerja ekspor nonmigas,” kata Wamendag. (bi)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *