ads_hari_koperasi_indonesia_74

Masih Bergantung Impor, Gak Heran Harga Obat di RI Mahal Banget!

Masih Bergantung Impor, Gak Heran Harga Obat di RI Mahal Banget!

Jakarta, hotfokus.com

Pernah bertanya-tanya kenapa harga obat di Indonesia mahal banget? Jawabannya ternyata simpel, tapi cukup mengkhawatirkan: Indonesia masih sangat bergantung pada bahan baku obat dari luar negeri. Fakta ini diungkap langsung oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar.

“Dari total 3.000-an lebih bahan baku obat, kita cuma punya 15 yang diproduksi dalam negeri,” ujar Taruna dalam pernyataannya yang dikutip Kamis (26/6/2025).

Impor Jadi Biang Mahal Harga Obat
Taruna menegaskan, ketergantungan tinggi terhadap impor ini membuat harga obat-obatan di dalam negeri sulit ditekan. Mulai dari biaya logistik hingga fluktuasi nilai tukar rupiah ikut memengaruhi biaya produksi industri farmasi lokal.

“Ini yang perlu kita angkat dalam rancangan peraturan presiden dan menjadi perhatian utama agar harga obat bisa ditekan,” jelasnya.

Kondisi ini juga memperlihatkan betapa strategisnya membangun industri bahan baku obat (BBO) di dalam negeri. Selain untuk kemandirian farmasi nasional, hal ini juga penting untuk memperkuat ketahanan kesehatan jangka panjang, terutama menghadapi situasi darurat seperti pandemi.

Masalah Gizi Juga Jadi Sorotan BPOM
Tak hanya soal obat, Taruna Ikrar juga menyoroti isu gizi yang masih jadi PR besar di Indonesia. Menurutnya, masalah gizi tidak hanya sebatas stunting, tapi juga mencakup defisiensi mikronutrien dan kelebihan berat badan (overweight).

“Dampaknya bisa memicu penyakit degeneratif seperti kardiovaskuler, yang pada akhirnya menambah beban biaya kesehatan nasional, terutama sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),” katanya.

Untuk itu, BPOM terus menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dalam upaya preventif, termasuk melalui pengawasan label nutrisi pada makanan dan minuman. Kandungan gula, garam, dan lemak yang berlebihan disebut sebagai pemicu utama berbagai masalah kesehatan masyarakat.

“Kalau diagnosis cepat tapi sumber masalahnya, seperti asupan nutrisi, tidak dibereskan, ya tetap akan meledak juga penyakitnya,” tegas Taruna.

Saatnya RI Mandiri dalam Bahan Baku Obat
Apa yang disampaikan BPOM ini jadi alarm penting bagi pemerintah dan pelaku industri. Indonesia harus mulai serius mendorong produksi bahan baku lokal agar tak terus-menerus “tergantung pada belas kasihan” negara lain.

Dengan membangun ekosistem industri farmasi yang kuat, termasuk riset dan insentif investasi, maka masyarakat tak hanya akan mendapat obat dengan harga lebih terjangkau, tapi juga jaminan ketersediaan yang lebih pasti di masa depan. (SA/GIT)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *