Jakarta, Hotfokus.com
Pemerintah resmi meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 milik PLN. Dokumen ini jadi peta jalan utama sistem kelistrikan nasional selama satu dekade ke depan, sekaligus membuka peluang emas bagi investasi swasta di sektor energi.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa hingga 2034, Indonesia akan membangun pembangkit listrik dengan total kapasitas 69,5 gigawatt (GW). Menariknya, sekitar 73 persen dari proyek ini akan dibiayai swasta lewat skema Independent Power Producer (IPP). Nilainya fantastis: mencapai Rp1.566,1 triliun dari total investasi Rp2.133,7 triliun.
“Investasi (pembangkit) lebih dari Rp2.000 triliun. IPP berkontribusi Rp1.566,1 triliun, ini yang melibatkan swasta,” ujar Bahlil, dikutip dari keterangam resmi, Sabtu (31/5/2025).
Meski demikian, semua proyek tetap berada di bawah kendali PLN. Proses tender dan pelaksanaan proyek menggunakan skema EPC (Engineering, Procurement, and Construction) akan diatur langsung oleh perusahaan pelat merah ini.

“Walau akan ditenderkan, kewenangan tetap ada di PLN,” tegasnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan kesiapan penuh perusahaan dalam menjalankan arahan pemerintah. Menurutnya, kolaborasi dengan swasta sangat penting demi mendorong pembangunan pembangkit yang efisien dan berkelanjutan.
“PLN siap menjalankan RUPTL 2025–2034 dan bersinergi dengan mitra swasta,” kata Darmawan.
Ia menambahkan, langkah ini bukan hanya soal penyediaan listrik, tapi juga bagian dari upaya menciptakan kedaulatan energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. (*)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *