ads_hari_koperasi_indonesia_74

Cuan dari Cukai! Penerimaan Negara Tembus Rp77,5 Triliun di Kuartal Awal 2025

Cuan dari Cukai! Penerimaan Negara Tembus Rp77,5 Triliun di Kuartal Awal 2025

Jakarta, hotfokus.com

APBN 2025 menunjukkan performa yang tangguh di tengah kondisi global yang penuh tantangan. Hingga 31 Maret 2025, pendapatan negara tercatat sebesar Rp516,1 triliun atau 17,2 persen dari target. Di sisi lain, belanja negara sudah mencapai Rp620,3 triliun atau 17,1 persen dari pagu yang ditetapkan. Artinya, defisit APBN berada di angka Rp104,2 triliun atau setara 0,43 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Di tengah ancaman perang dagang dan ketidakpastian global lainnya, APBN 2025 tetap jadi tameng utama untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Pemerintah terus mengelola keuangan negara secara optimal agar bisa tetap melindungi dunia usaha, menjaga daya beli masyarakat, dan memberi manfaat nyata bagi seluruh lapisan.

Kinerja Bea Cukai Positif, Cukai Rokok dan Sawit Jadi Kontributor Utama

Salah satu penyumbang utama kinerja positif APBN datang dari sektor kepabeanan dan cukai. Menurut data yang dirilis Kamis (15/5/2025), penerimaan dari sektor ini sudah mencapai Rp77,5 triliun atau 25,7 persen dari target tahun ini. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ada pertumbuhan sebesar 9,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Pertumbuhan ini ditopang oleh kenaikan signifikan dari penerimaan bea keluar dan cukai,” jelas Budi Prasetiyo, Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai.

Bea keluar berhasil menyumbang Rp8,8 triliun, naik tajam hingga 110,6 persen (yoy). Angka fantastis ini sebagian besar berasal dari produk sawit yang mencatatkan kontribusi Rp7,9 triliun. Ini didorong oleh kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) dunia yang menembus USD955 per metrik ton. Selain itu, bea keluar konsentrat tembaga juga menyumbang Rp807,7 miliar berkat kebijakan ekspor yang baru saja diberlakukan.

Bea Masuk Turun, Tapi Cukai Masih Jadi Andalan

Berbeda dengan bea keluar, penerimaan dari bea masuk justru mengalami penurunan 5,8 persen (yoy), menjadi Rp11,3 triliun. Penurunan ini terjadi akibat makin masifnya pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas (FTA), serta turunnya tarif pada sejumlah komoditas strategis seperti beras, gula, dan kendaraan bermotor.

Namun demikian, penerimaan dari cukai tetap menunjukkan tren positif. Hingga akhir Maret 2025, penerimaan cukai sudah mencapai Rp57,4 triliun atau naik 5,3 persen dibandingkan tahun lalu. Dari angka tersebut, kontribusi terbesar datang dari cukai hasil tembakau (HT) sebesar Rp55,7 triliun yang tumbuh 5,6 persen (yoy).

Sektor lain seperti minuman mengandung etil alkohol (MMEA) juga mencatatkan kontribusi sebesar Rp1,6 triliun. Sementara dari cukai etil alkohol (EA), negara memperoleh Rp35,8 miliar.

APBN Jadi Benteng Ekonomi, Bea Cukai Makin Taktis

Kondisi ini menunjukkan bahwa di tengah ketidakpastian global, APBN masih mampu menjaga laju ekonomi nasional. Kinerja Bea Cukai yang adaptif dan responsif terhadap dinamika pasar global pun patut diapresiasi.

Dengan sinergi antara pengelolaan anggaran yang disiplin dan optimalisasi sektor penerimaan seperti cukai dan ekspor strategis, Indonesia berada di jalur yang benar untuk memperkuat ketahanan ekonomi menuju target jangka panjang.

Yuk, dukung terus upaya pemerintah dalam menjaga APBN dan pastikan konsumsi produk dalam negeri tetap sehat dan bertanggung jawab! (SA/GIT)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *