Jakarta, hotfokus.com
Kabar baik datang dari sektor kelautan nasional. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan tambahan kuota tangkapan ikan tuna dalam Sidang Komisi Tuna Samudera Hindia atau Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) yang digelar di La Réunion, Prancis.
Indonesia mendapatkan kenaikan kuota untuk tiga jenis tuna. Untuk big eye tuna, kuota Indonesia naik sebesar 2.791 ton menjadi total 21.396 ton untuk periode 2026–2028. Sementara itu, kuota skipjack tuna (cakalang) ditetapkan sebesar 138 ribu ton, dan yellowfin tuna disepakati sebesar 45.426 ton untuk tahun 2025.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Trian Yunanda, yang memimpin delegasi RI menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil diplomasi aktif dan strategis yang dilakukan pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan nasional.
“Kami berhasil mengawal isu-isu krusial, termasuk tambahan kuota tangkapan, pelibatan observer, perlindungan awak kapal, serta penguatan kerja sama negara pantai,” jelas Trian, dikutip Senin (21/4/2024).
Tak hanya itu, Indonesia juga berhasil mendorong pengecualian penggunaan observer nasional untuk kegiatan alih muatan kapal rawai tuna, sekaligus mengamankan dukungan untuk 14 proposal penting yang dibawa RI. Di antaranya adalah Proposal B terkait transhipment, serta kebijakan konservasi hiu dan sistem pemantauan kapal (VMS).
Indonesia bersama negara-negara anggota Coastal States Alliance (CSA) seperti Maladewa, Sri Lanka, dan Afrika Selatan, menunjukkan peran penting dalam menjaga kepentingan negara pantai di kawasan Samudera Hindia. RI pun mendorong formalisasi CSA sebagai wadah diplomasi kolektif di sektor perikanan.
Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan, delegasi RI juga merekomendasikan pelibatan industri dalam program observer, serta peningkatan kapasitas lewat kerja sama dengan konsorsium ROP IOTC. (SA/GIT)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *