Jakarta, hotfokus.com

Pemerintah menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun pada 2025. Program ini menyasar 2,34 juta debitur baru serta 1,17 juta debitur graduasi untuk meningkatkan daya saing usaha kecil dan menengah.

Fokus Penyaluran KUR ke Sektor Produksi

Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menegaskan bahwa 60% dari total KUR tahun ini dialokasikan untuk pelaku usaha di sektor produksi. Namun, terdapat berbagai tantangan dalam realisasi target, termasuk aspek administrasi, pemahaman terkait ketentuan KUR, serta kebijakan agunan tambahan.

Dalam ketentuannya, KUR Super Mikro dan KUR Mikro tidak mewajibkan agunan tambahan, namun tetap harus memenuhi kriteria usaha produktif. Untuk KUR Mikro, usaha harus sudah berjalan minimal 6 bulan, sementara KUR Super Mikro dapat diberikan kepada usaha yang berjalan kurang dari 6 bulan asalkan telah mengikuti program pendampingan.

“KUR Super Mikro hingga Rp10 juta dan KUR Mikro antara Rp10 juta hingga Rp100 juta tidak memerlukan agunan tambahan. Namun, untuk KUR dengan plafon hingga Rp500 juta, agunan tambahan dapat diberlakukan,” jelas Maman dalam keterangannya, Rabu (19/3/2025).

Realisasi KUR dan Harapan Pemerintah

Hingga 16 Maret 2025, realisasi penyaluran KUR telah mencapai Rp44,73 triliun dengan 788.237 debitur. Pemerintah terus mendorong sinergi dengan berbagai pihak, termasuk DPR, kementerian, lembaga terkait, serta bank penyalur, agar target penyaluran dapat tercapai.

Maman juga menekankan pentingnya pengawasan di tingkat daerah. “Kami berharap anggota dewan turut mengawal distribusi KUR, terutama untuk memastikan target sektor produksi dapat terealisasi di berbagai daerah,” ujarnya.

Dengan optimalisasi KUR, diharapkan UMKM semakin berkembang, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, serta membuka lebih banyak lapangan kerja. (DIN/GIT)