Surabaya, hotfokus.com
Pemerintah memperkirakan dapat menghemat devisa hingga 5,2 miliar dolar AS, jika swasembada pangan bisa tercapai.
“Jika berhasil swasembada terhadap empat komoditas, seperti beras, gula, garam dan jagung, devisa bisa menghemat sebesar itu,” kata Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso yang akrab disapa Busan, saat Rakor Pangan yang dipimpin Menko Pangan, Zulkifli Hasan, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, (7/1/2025).
Sehingga penghematan yang didapat dari swasembada pangan ini dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti penyediaan pupuk untuk pertanian maupun kebutuhan perikanan.
Selama empat tahun terakhir (2020-2024), pemerintah mengimpor beras, gula, garam dan jagung dengan nilai cukup besar. Namun tren impor gula dan garam pada periode tersebut cenderung turun.
Dalam rakor tersebut, Budi menyoroti sejumlah produk pangan yang dinilai mampu menunjukkan keberhasilan swasembada dengan surplus, karena diarahkan untuk ekspor. Misalnya, minyak kelapa sawit (CPO) yang pangsa pasar ekspornya secara nasional sebesar 11,2 persen. Di Jawa Timur sendiri, CPO menempati posisi ekspor produk pangan nomor 1 yang diikuti ikan dan ikan olahan, gula, susu, bawang merah, kedelai, jagung serta daging ayam.
“Untuk Jawa Timur, juga sudah terjadi surplus, yaitu misalnya untuk komoditas CPO, ikan olahan, dan sejumlah komoditas lain. Artinya, sudah banyak contoh komoditas yang sudah swasembada pangan.

Untuk mendukung penyimpanan pasokan barang pokok (bapok), mendag menyiapkan gudang program Sistem Resi Gudang (SRG) agar dapat digunakan sebagai penyimpanan komoditas pertanian. Terdapat enam gudang SRG aktif, 17 flat, dan satu silo SRG pada posisi idle (belum beroperasi)di Jawa Timur. Kapasitas total gudang SRG idle di wilayah Jawa Timur mencapai 25.900 ton. (bi)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *