ads_hari_koperasi_indonesia_74

Komandan Relawan TKN: Upaya Benturkan Prabowo dengan Jokowi dan Gibran Akan Kandas

Komandan Relawan TKN: Upaya Benturkan Prabowo dengan Jokowi dan Gibran Akan Kandas

Jakarta, hotfokus.com

Komandan Relawan TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024, Haris Rusly Moti, menegaskan, bahwa upaya membenturkan Presiden terpilih Prabowo dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka lewat berbagai rumor politik di masa lalu akan kandas. Menurutnya, salah satu upaya itu dilakukan lewat peristiwa viral akun Kaskus fufufafa.

“Saya melihat rumor politik yang beredar mengeksloitasi cerita kampanye di masa lampau, seperti akun fufufafa sengaja diviralkan untuk tujuan merenggangkan hubungan baik presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Presiden Jokowi dan Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka,” kata Haris dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Jumat (13/9).

Hal yang sama juga terkait rumor Apel Akbar Pasukan Berani Mati Jokowi, yang menurutnya juga muncul dari klaster pelaku yang merupakan residu dari Pilpres 2024.

“Ini merupakan intrik politik yang tidak terlalu canggih dan terlalu gampang dibaca arahnya. Saya yakin upaya adu domba yang dilakukan dengan menebar rumor dan intrik halus seperti itu Insya Allah menuai hasil tangan hampa alias gagal,” tukasnya.

“Begitu pula dengan isu matahari kembar dalam pemerintahan yang membentuk dan mengarahkan persepsi seakan ada dua matahari yang bersaing dalam pemerintahan usai 20 Oktober 2024, yaitu matahari Prabowo versus matahari Jokowi,” sambungnya.

Eksponen gerakan mahasiswa 1998 Yogyakarta itu menegaskan, bahwa isu matahari kembar sangat tidak masuk akal karena Indonesia menganut sistem presidensial yang menempatkan presiden sebagai sentral kekuasaan. Di mana presiden mempunyai dwi fungsi sebagai kepala negara sekaligus fungsi sebagai kepala pemerintahan.

“Namun Pak Prabowo dan juga mas Gibran menilai rumor seperti ini sebagai hiburan yang tidak perlu disikapi serius. Pak Prabowo sendiri adalah seorang pemimpin yang berjiwa besar yang tidak gampang dihasut dan diadu domba dengan rumor dan intrik,” tukasnya.

Dalam berbagai kesempatan, Haris juga mengungkapkan, bahwa Prabowo selalu mengimbau agar seluruh relawan, pendukung, dan pemilih Prabowo-Gibran untuk selalu berlapang dada dan berjiwa besar dalam menghadapi setiap dinamika politik.

“Jika kita mengubek-ubek jejak digital di masa lalu, maka tidak ada yang sempurna di masa lampau. Saya mencoba menerawang tujuan besar dari para pelaku rumor dan intrik politik tersebut, menurut saya tujuan utamanya untuk melemahkan konsolidasi pemerintahan Prabowo-Gibran di bulan bulan awal pemerintahan pasca 20 Oktober 2024,” paparnya.

Lebih jauh Haris menambahkan, bila upaya merenggangkan hubungan Prabowo dengan Jokowi dan Gibran tercapai maka diharapkan pemerintahan yang baru seumur jagung itu akan alami puso, punah atau kerdil sebelum berkembang.

“Para pengemban rumor dan intrik politik tersebut mendaur ulang teknik di masa lampau untuk memecah hubungan baik antara Presiden dengan Wapres untuk tujuan akhir menjatuhkan pemerintahan,” tukasnya.

Menurutnya, jika belajar sejarah, Soekarno dibenturkan dengan Bung Hatta, Presiden Soeharto diadudomba dengan Habibie, Gus Dur dibenturkan dengan Megawati hingga SBY yang pernah dikocok dihadapkan dengan Jusuf Kalla melalui isu matahari kembar.

“Di ujung dari intrik dan rumor itu untuk tujuan melemahkan, lalu diujungnya untuk menjatuhkan pemerintahan yang berkuasa,” ujarnya.

“Namun sebagai negara demokrasi, pada prinsipnya memberi toleransi pada residu politik, termasuk residu Pilpres. Sepanjang residu itu Pilapres.” Pungkasnya.(Ral)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *