Jakarta, hotfokus.com
Ngeri… Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyatakan jika tidak diatasi dengan benar, imbas pemanasan global dapat berdampak besar dan sistemik terhadap ekonomi. Apalagi berbagai studi menyebutkan skenario terburuk yang timbul dari perubahan iklim adalah jebloknya produck domestick bruto (PDB) hingga 10 persen.
“Penurunan PDB 10 persen sangat signifikan dan memiliki konsekuensi besar,” katanya,
saat acara Standard Chartered’s Decarbonisation Opportunities in ASEAN, Jumat (6/9/2024).
Konsekuensinya tak hanya pada perekonomian, melainkan juga upaya mengentaskan kemiskinan serta penciptaan lapangan kerja khususnya bagi generasi muda.
Bahkan bukan hanya itu, Menkeu juga mengungkap meningkatnya, suhu udara berpotensi terjadinya bencana alam yang berakibat rusaknya infrastruktur. Juga menyebabkan ketidakstabilan sosial politik di mana kelompok masyarakat miskin dan rentan akan menjadi yang paling terdampak.
Karenanya, menteri menegaskan perlunya peran penting seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta dalam upaya dekarbonisasi. Sebab itulah perlu diskusi benar-benar jika membahas perubahan iklim, karena membutuhkan biaya yang sangat besar. “Jadi tak hanya sektor publik, tapi juga sektor swasta,” tandasnya.
Menurut menteri, Indonesia memerlukan 281 miliar dolar AS atau setara lebih dari Rp4.000 triliun untuk menuntaskan komitmen pengurangan emisi CO2 khususnya transisi energi. Pembiayaan tersebut menurutnya tidak bisa berasal dari APBN semata, sehingga memerlukan peran dari swasta.

“Mereka dapat terlibat melalui pengurangan emisi karbon dengan juga mengadopsi ESG, praktik keberlanjutan, dan juga mendanai teknologi hijau,” katanya. (bi)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *