Jakarta, hotfokus.com
DPR mendesak Jajaran Bank Indonesia (BI) mendiagnosa jatuhnya rupiah lebih tajam lagi.
“Kita khawatir, misalkan Bank Indonesia ini salah mendiagnosa. Kalau saya ibaratkan dalam situasi hari ini, karena dengan salah diagnosa tentu akan melahirkan obat yang salah,” kata Anggota Komisi XI DPR, Ahmad Najib Qodratullah, saat rapat kerja dengan Gubernur Bank Indonesia di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (24/6/2024).
Ia menyebut langkah intervensi pasar itu sifatnya sesaat, karena kita paham memiliki cadangan devisa yang sangat terbatas.
Karena itu, pihaknya meminta Bank Indonesia mengembangkan formulasi kebijakan yang jitu. Tak hanya efektif dalam jangka pendek, tapi juga daya tahan dan cakupan yang luas. Bank Indonesia perlu memiliki strategi yang lebih berkelanjutan dan resisten terhadap tekanan eksternal maupun masalah internal, mirip dengan konsep imunisasi yang memberi kekebalan dalam jangka waktu yang lebih panjang,” tandasnya.
Untuk itu, anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) tersebut meminta Bank Indonesia mempertajam diagnosis penyebab menguatnya mata uang Negara Paman Sam terhadap rupiah. Sebab Bank Indonesia kerap mengemukakan hal yang sama saat membahas fluktuasi nilai rupiah.
“Karena kan setiap kali kita melakukan pembahasan tentang ini yang disampaikan selalu itu-itu saja tentang situasi geopolitik, tentang hal-hal yang sam. Tapi masa 5 tahun kita berjalan seperti ini terus?” ucapnya.
Ia merujuk kondisi di masa Pemerintahan BJ Habibie saat itu terjadi krisis dengan kondisi yang dirasa lebih buruk. Tercatat Dolar AS menyentuh titik tertinggi sepanjang masa di level Rp 16.650 pada Juni 1998 dan sudah kembali di bawah Rp.7000 pada medio 1999.
“Apakah itu diagnosanya sudah tepat kemudian melahirkan obat yang benar? Jangan-jangan begitu ini masih ada hal yang barangkali Bank Indonesia belum secara spesifik mendiagnosa permasalahan kurs rupiah ini,” tambahnya.
Najib pun menegaskan bahwa penanganan yang tepat terhadap kurs rupiah saat ini menjadi krusial, terutama jika kita mempertimbangkan dampaknya bagi masa depan pemerintah yang akan datang.
“Saya sangat khawatir dengan kondisi kurs rupiah ini kalau kemudian ini diwariskan kepada pemerintah yang akan datang. Saya ingin memastikan di akhir masa periode ini bahwa seluruh kebijakan Bank Indonesia ini efektif di dalam rangka menyelesaikan permasalahan kurs rupiah,” tegas Najib. (bi)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *