Jakarta, hotfokus.com
Industri manufaktur Indonesia masih memiliki ‘taji’ di pasar global. Terbukti laporan Safeguard Global menyebut Indonesia masuk 10 besar penyumbang produk manufaktur dunia dan satu-satunya negara ASEAN di dalam daftar tersebut. Berdasarkan publikasi tersebut, Indonesia berkontribusi sebesar 1,4 persen kepada produk manufaktur global.
“Posisi prestisius ini merupakan kenaikan yang berarti, karena pada empat tahun yang lalu, Indonesia masih berada di posisi 16,” kata Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, Rabu (17/1/2024).
Sepanjang Januari-Desember 2023, pangsa pasar ekspor industri pengolahan Indonesia masih terkonsentrasi di negara Tiongkok dengan share 23,60 persen, disusul Amerika Serikat (12,25 persen) dan India (6,33 persen).
Menurut menteri, industri pengolahan non migas masih memberi kontribusi dominan terhadap ekspor. Pada 2023, ekspor sektor manufaktur menembus 186,98 miliar dolar AS atau menyumbang 72,24 persen dari total nilai ekspor nasional sebesar 258,82 miliar dolar AS.
Di tengah kondisi dunia yang sedang tidak stabil, Agus mengungkap industri dalam negeri tetap agresif memperluas pasar ekspornya. Ini menandakan bahwa produk manufaktur memiliki daya saing hingga diakui dunia.
Selama Januari-Desember 2023, menteri mengaku realisasi ekspor industri manufaktur melampaui target yang sebelumnya diproyeksi sekitar 186,40 miliar dolar AS. “Untuk tahun 2024, kami menargetkan 193,4 miliar dolar AS. Kami optimistis bisa tercapai,” ungkapnya.
Beberapa sektor yang menjadi penyumbang paling besar terhadap capaian nilai ekspor industri manufaktur nasional, antara lain industri logam dasar, industri makanan, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri kendaraan bermotor, trailer dan semitrailer, industri komputer, barang elektronik, dan optik, serta industri kertas dan barang dari kertas. (bi)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *