Oleh : Salamuddin Daeng
Ada yang harus disyukuri dari pemilu 2024 kali ini, yakni adanya 3 (tiga) pasangan calon, tidak seperti pemilu lalu hanya dua pasangan, sehingga terjadilah pembelahan yang extrim, dari atas sampai ke bawah sehingga hampir hampir menimbulkan benturan. Untung segera terjadi rekonsoliasi, kalau tidak saling serang antar pendukung membuat tulang tulang kita menjadi ngilu.
Sekarang dengan tiga pasangan calon membuat proses pemilu terasa lebih santai, walau ada saling serang antar kubu tetapi tidak dalam posisi berhadap hadapan. Ini rejeki bagi bangsa dan rakyat Indonesia, semua pihak yang bertarung ditarik ke tengah, dipersatukan, dicairkan, sehingga tidak lagi terjadi pembelahan ideologi dan politik yang terlalu tajam.
Saya menyebut kejadian ini sebagai Pemilu jalan tengah, demokrasi dimenangkan ditengah, pemilu yang diselesaikan di tengah tengah. Merah dicampur agar menjadi lebih oranye, biru dan hijau menjadi lebih terang biru langit, dan putih dikasih warna hijau. Semua kekuatan di bawa ke tengah. Bagus kan begini?
Kekuatan yang tadinya tampak berbeda sekarang bersatu. Pak Jokowi dan Prabowo telah bersatu selama lima tahun. Kelompok Partai Islam seperti PKS dan PKB yang banyak perbedaanya sekarang menjadi satu kubu. PPP dan PDIP yang jarang jarang berkoalisi sekarang bergabung dalam satu koalisi. Jadi ini pemilu paling cair. Massa pendukung kekuatan politik tersebut dapat berinteraksi satu sama lain.
Siapapun yang mendesain situasi ini patutlah kita acungi jempol, seorang negarawan sejati, dia master suhu yang tau persis bagaimana mengusahakan Indonesia ke depan tidak masuk dalam perangkap polarisasi yang tajam dalam kondisi geopolitik yang tidak menentu. Krisis, disruption bahkan perang terjadi diberbagai belahan dunia. Indonesia harus siap lahir batin dalam menghadapi global risk dalam 2 tahun dan 10 tahun ke depan.
Karena selau ada pihak asing yang menghendaki bangsa ini terbelah, karena dengan demikian maka negara dan pemerintahan yang terbangun nantinya menjadi lemah, dengan demikian pihak asing tersebut dengan mudah melakukan tekanan tekanan agar agenda agenda mereka bisa bekerja dengan leluasa di Indonesia.
Tapi bangsa Indonesia sekarang bukan anak kecil lagi. Usianya sudah mencapai kematangan, sebentar lagi usianya akan mencapai 100 tahun. Nah untuk menyongsong Indonesia emas 2040 tersebut kita telah menyusun agenda kita sendiri, menghadapi disruption global dengan agenda nasional yang kuat. Apa itu?.hilirisasi berbasis SDA sendiri, transisi energi berbasis potensi sendiri, dan hilirisasi digitali bagi kedaualatan digital negara.
Semua ini akan dapat dijalankan jika persatuan nasional, cinta tanah air dan bangsa, kepentingan bangsa dan negara di atas ambisi pribadi dan golongan, menjadi kesadaran semua kekuatan politik ditanah air. Pengalaman pemilu kali ini mudah mudahan akan secara dinamis dan dialektik akan membawa bangsa Indonesia pada pencapaian demokrasi yang makin dewasa. Inshaa Allah.[•]
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *