Jakarta, Hotfokus.com

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfasilitasi penerapan standar industri hijau (SIH) di sejumlah perusahaan manufaktur, seperti industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

“Kami menyiapkan balai-balai untuk menjadi mitra tranformasi dari industri melalui penyediaan jasa industri sebagai infrastruktur mutu, sekaligus sustainability,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, dalam keterangannya, Selasa (5/12/2023).

Beberapa waktu lalu, pihaknya menyerahkan sertifikat industri hijau kepada PT Dan Liris yang untuk kategori industri tekstil penyempurnaan kain (No SIH 13132:2022) dan kategori industri tekstil pencetakan kain (No SIH 13133:2022). Ini merupakan perusahaan tekstil yang pertama mendapat Sertifikat Industri Hijau di Jawa Tengah, setelah melalui serangkaian proses sertifikasi yang dilaksanakan Lembaga Sertifikasi Industri Hijau.

Sebagai wujud pengoptimalan program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), pihaknya terus berupaya memperkuat ekosistem industri hijau melalui kerjasama dengan stakeholder lain.

Misalnya menjalin kerjasama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dalam menyusun green katalog. “Sehingga produk lokal dan green menjadi prioritas dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, pada kesempatan pertama. Selanjutnya, green market bisa menyeluruh baik di tingkat korporasi maupun masyarakat umum,” kata Andi.

Selama tahun ini, Kemenperin mencatat untuk kategori produk tekstil ada enam industri tekstil yang telah bersertifikat industri hijau.

Sementara sejak 2017 hingga 2022, Andi mengaku ada 71 industri yang telah memenuhi seluruh persyaratan teknis dan manajemen standar industri hijau serta berhak menggunakan logo industri hijau. (bi)