Bogor, Hotfokus.com
Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM), Supomo, mengungkap hingga Oktober 2023, dana bergulir yang sudah disalurkan mencapai Rp1,24 triliun dari target yang diberikan pemerintah sebesar Rp1,8 triliun.
Menurutnya, dana bergulir LPDB-KUMKM disalurkan melalui dua pola. Pola konvensional dan pola syariah. Untuk tahun ini, penyaluran konvensional mencapai Rp762 miliar dan syariah Rp479 miliar dengan total mitra sebanyak 160 mitra koperasi.
“Secara akumulasi sejak 2008- 2023 penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM telah mencapai Rp17,07 triliun yang disalurkan kepada 3.275 mitra di seluruh Indonesia,” jelasnya. Sementara total penerima dana sejak 2008 sampai 2023 mencapai 444.454 KUMKM.
Supomo menambahkan LPDB-KUMKM senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance (GCG) untuk memastikan bahwa dana tersebut digunakan dengan optimal.
“Kami berkomitmen untuk tetap on the track dalam penyaluran dana bergulir. Ini bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang bagaimana kami menjaga kualitas pembiayaan kepada koperasi di seluruh Indonesia,” katanya, Kamis (12/10/2023).
Ia mengajak para pelaku UMKM untuk bergabung dengan koperasi sebagai langkah strategis. Dengan bergabung kepada koperasi, mereka dapat lebih mudah dan murah mendapat permodalan serta pembiayaan yang mudah dan ramah dari LPDB-KUMKM.
“Kami ingin mendorong kolaborasi antara pelaku UMKM dan koperasi. Ini akan memungkinkan mereka untuk mengakses dana bergulir LPDB-KUMKM dengan lebih efisien,” ujarnya.
Ia menilai para koperasi memiliki peran sentral dalam menjembatani UMKM dengan dana bergulir yang merupakan instrumen pinjaman atau pembiayaan yang disediakan secara resmi oleh pemerintah melalui Kemenkop UKM.
Sektor Riil
Untuk mendukung program ketahanan pangan, dan juga pengendalian inflasi dari bahan pangan, LPDB-KUMKM terus menyalurkan dana bergulir kepada koperasi di sektor produktif.
Seperti di Brebes Jawa Tengah, LPDB-KUMKM mendukung ekosistem hilirisasi produk bawang merah yang selama ini menjadi penyebab inflasi pangan karena harga yang tidak terkendali, dan pasokan yang berlebihan saat masa panen raya. (asl/bi)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *