Bandung, Hotfokus.com
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengajak dsn mendorong Mahasiswa Institute Teknologi Bandung (ITB) menjadi enterpreneur atau wirausaha muda baru. Pemerintah menargetkan tahun ini ada tambahan 1 juta wirausaha baru sehingga rasio kewirausahaan nasional bisa mencapai 4 persen di tahun 2024.
Teten Masduki mengatakan saat ini rasio kewirausahaan nasional baru mencapai 3,47 persen. Padahal untuk menjadi negara maju dibutuhkan minimal 4 persen dari total penduduk suatu negara. Tingkat rasio kewirausahaan Indonesia saat ini masih tertinggal dibanding negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, Korea Selatan dan lainnya yang sudah berada di atas 4 persen.
“Kita ingin siapkan entrepreneur baru terutama dari kalangan terdidik salah satunya dari mahasiswa di kampus ini (ITB). Kita ingin kampus jadi inkubator jadi sejak mahasiswa harus disiapkan bahwa mereka sudah punya rencana bisnis dan didampingi terus usahanya sehingga ketiga begitu lulus sudah punya usaha,” tutur MenkopUKM, Teten Masduki saat menyampaikan Kuliah Umum dengan tema Kebijakan Pemerintah Bagi Pengembangan Kewirausahaan Millenials di Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Senin (12/6/2023).
Dalam Kuliah Umum ini juga hadir Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, Asisten Deputi Pengembangan Ekosistem Bisnis Irwansyah Putra, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Jaka Sembiring, Ketua Prodi Sarjana Kewirausahaan SBM ITB Sonny Rustiadi dan Sekretaris Senat Akademik ITB Wawan Dhewanto.
Menteri Teten mengatakan pelaku UMKM khususnya dari kalangan terdidik harus mulai merintis usaha dengan berbasis potensi domestik dan berbasis teknologi. Dengan dua modal dasar ini akan menjadikan produk UMKM yang diciptakan akan memiliki daya saing yang tinggi. Terlebih jika produknya tersebut berdasarkan hasil riset dan pengembangan.
“Kalau mau memulai bisnis semua harus digital mulai dari pencatatan hingga proses produksi perlu didigitalkan karena dalam perkembangannya bukan lagi aset tapi track record digital usaha anda. Jadi semakin sehat akan semakin mudah mendapatkan modal usaha,” lanjut Menteri Teten.

Menteri Teten menyatakan salah satu strategi yang harus dilakukan bersama -sama untuk melahirkan enterpreneur muda berdaya saing tinggi yaitu dengan mengkolaborasikan inovasi produk dengan inovasi dan teknologi berbasis riset atau research and development (RnD). Selanjutkan dilakukan inkubasi secara berkelanjutan baik dari perguruan tinggi atau dari sektor private (swasta).
“Kalau kita bisa matchkan ini semua, insyaallah kita bisa melahirkan wirausaha muda dengan produk yang lebih inovatif dan kompetitif,” sambung MenkopUKM.
Untuk mengakselerasi peningkatan rasio kewirausahaan ini, Menteri Teten menyatakan bahwa pemerintah telah menerbitkan Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional. Dengan Perpres 2/2022 pemerintah berusaha memperbesar dukungan bagi para wirausaha.
Bentuk dukungan ini meliputi akses pasar dengan program pengadaan barang/ jasa pemerintah dan BUMN, fasilitasi lokasi usaha di area komersial pada infrastruktur publik, kemudahan akses pembiayaan, pendaftaran dan perizinan usaha secara online melalui OSS (online single submission).
Selanjutnya pemerintah juga menyediakan program pendampingan dan pengembangan usaha melalui inkubasi bisnis dimana salah satunya dengan melibatkan perguruan tinggi. Selain itu disiapkan juga program insentif untuk mempercepat pengembangan kewirausahaan nasional, antara lain berupa keringanan dalam hal perpajakan dan subsidi bunga pinjaman pada kredit program pemerintah.
“Kita punya program Enterpreneur Hub dimana nanti kita akan koneksikan dengan market dan pembiayaan bagi mahasiswa yang ingin berusaha. Jadi sekarang ini menjadi pengusaha ini kita permudah agar mereka tidak lagi menjadi pekerja informal lagi,” pungkas Menteri Teten.
Di tempat yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Jaka Sembiring bahwa ITB saat ini memiliki prodi khusus Kewirausahaan. Sebagai prodi yang terbilang baru diharapkan bisa turut membantu pencapaian target rasio kewirausahaan yang ditetapkan pemerintah.
“Pengembangan kewirausahaan akan terus kita lakukan untuk kemajuan bangsa sebab kewirausahan menjadi kunci untuk memajukan perekonomian nasional terutama dalam penciptaan lapangan kerja,” kata Jaka.
Dia membenarkan bahwa UMKM menjadi kunci utama bagi ketahanan perekonomian nasional. Pada saat krisis moneter 1998 lalu UMKM menjadi penyelamat ekonomi nasional. Untuk itu ITB memastikan akan fokus untuk membina dan mendampingi para mahasiswanya mulai berwirausaha dengan berbasis teknologi.
“Untuk itu pendidikan kewirausahaan menjadi sangat penting untuk terus meningkatkan daya saing di tingkat global. Kita akan terus mendorong UMKM dan kewirausahaan yang kita dampingi harus melibatkan sains dan teknologi,” pungkas Jaka. (DIN/SL)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *