Jakarta, Hotfokus.com
Kebijakan pelarangan ekspor CPO yang dicetuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai hanya akan menguntungkan produsen besar. Sebab secara otomatis kebijakan ini akan memicu kenaikan harga CPO dunia.
Meskipun pelarangan ekspor CPO ini didalihkan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri agar harga minyak goreng domestik turun, namun hal ini justru akan menguntungkan produsen CPO dalam negeri.
Ada 10 penikmat kenaikan harga tinggi CPO di antaranya adalah PTPN , Golden Agri Resources, Indofood Agri Resources, Astra Agro Lestari Tbk, First Resources, Sime Darby, KPN Plantation, Incasi Raya, Wilmar International, Bumitama Agri. Kebijakan ini jelas salah kaprah karena justru hanya beberapa pihak yang diuntungkan, sementara tujuan dari kebijakan tidak tercapai.
“Kebijakan ini hanya menguntungkan para oligarki. Apabila suplai CPO tersedia namun produsen minyak goreng tetap menahan produksinya, harga minyak goreng untuk konsumen tentu saja tidak akan turun,” ujar Pengamat Kebijakan Publik, Achmad Nur Hidayat, Senin (25/4/2022).
Dijelaskannya bahwa pelarangan ekspor akan membuat harga CPO internasional menjadi tinggi. Menurutnya kebijakan ini menjadikan Presiden Jokowi dijuluki man of destroyers dari harga minyak goreng di seluruh dunia. Suatu reputasi yang tidak mengenakan bagi bangsa Indonesia, memilik pemimpin yang diberi gelar tersebut.
“Pelarangan ekspor CPO ini adalah sebuah permainan untuk menjaga agar harga CPO tetap tinggi sehingga perusahaan-perusahaan eksportir CPO tersebut bisa terus menikmati dari kenaikan harga CPO dunia,” ulasnya. (DIN/Rif)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *