Jakarta, Hotfokus.com
Harga minyak dunia naik signifikan, Selasa, memperpanjang rebound hampir 5 persen pada hari sebelumnya karena kekhawatiran mereda lebih lanjut tentang dampak terhadap permintaan bahan bakar global akibat penyebaran varian Omicron virus corona.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat USD2,36 atau 3,2 persen, menjadi USD75,44 per barel, setelah mencatat kenaikan 4,6 persen pada sesi Senin. Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melejit USD2,56 atau 3,7 persen, menjadi USD72,05 per barel, membangun kenaikan 4,9 persen pada sesi sebelumnya. Pada sesi tertinggi Selasa, kedua kontrak itu melambung lebih dari USD3.
Demikian mengutip laporan Reuters, di Calgary, Selasa (7/12/2021) atau Rabu (8/12/2021) pagi WIB.
Harga minyak jatuh pekan lalu di tengah kekhawatiran bahwa vaksin mungkin kurang efektif terhadap varian baru Omicron, memicu kekhawatiran pemerintah dapat memberlakukan pembatasan yang akan menenggelamkan permintaan bahan bakar.
Namun, pejabat kesehatan Afrika Selatan, akhir pekan lalu melaporkan bahwa kasus Omicron di sana hanya menunjukkan gejala ringan, sementara pakar penyakit menular Amerika, Anthony Fauci, juga mengatakan tampaknya tidak ada “tingkat keparahan yang besar” dengan varian tersebut sejauh ini.
“Pasar sudah oversold sebagai reaksi spontan terhadap Omicron dan potensi penyebaran serta dampaknya pada pembatasan aktivitas perjalanan,” kata Gary Cunningham, Direktur Tradition Energy. “Sekarang kami melihat pasar kembali ke ekspektasi permintaan yang kuat selama 6-12 bulan ke depan.”
Dalam sebuah tanda kepercayaan diri lainnya pada permintaan minyak, eksportir terbesar dunia, Arab Saudi, menaikkan harga minyak mentah bulanan, Minggu.
Pekan lalu, Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus, sepakat untuk terus meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari (bph) pada Januari meski cadangan minyak strategis Amerika telah dirilis.
“Pasar mulai menyikapi varian ini dengan tenang,” kata Matt Smith, analis Kpler.
Analis yang disurvei Reuters memperkirakan data persediaan minyak mentah AS akan menunjukkan penurunan mingguan kedua berturut-turut. Data industri mingguan dirilis Selasa, diikuti data pemerintah pada Rabu.
Harga minyak juga didukung oleh penundaan kembalinya minyak Iran, dengan pembicaraan nuklir tidak langsung antara Amerika Serikat dan Iran menemui hambatan. Jerman mendesak Iran, Senin, untuk menyajikan proposal yang realistis dalam pembicaraan mengenai program nuklirnya. (SNU)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *