Jakarta, Hotfokus.com
Industri asuransi umum kembali bergairah menyusul peningkatan angka penjualan kendaraan bermotor, paska pemerintah meluncurkan insentif Pajak Pembelian Barang Mewah (PPnBM) untuk pembelian mobil.
SVP Communication, Event & Service Management Asuransi Astra, Laurentius Iwan Pranoto mengatakan, sebagai sektor pendukung industri asuransi umum juga akan bergerak positif ketika industri otomotif kembali hidup. Menurutnya, industri asuransi ikut terpukul ketika penjualan kendaraan anjlok akibat pandemi tahun lalu.
“Intinya adalah asuransi umum adalah industri pendukung. Jika industri otomotif bergairah, maka akan berimbas ke asuransi kendaraan bermotor juga.
Mungkin growthnya mirip dengan tumbuhnya otomotif,” ujar Iwan kepada Hotfokus.com, Senin (15/3/2021).
Iwan menyebut, sektor asuransi umum di 2020 lalu mengalami kontraksi hingga 50 persen akibat pandemi. Ia berharap, dengan adanya insentif PPnBM dari pemerintah, penjualan otomotif kembali meningkat dan efek domino nya bisa sampai ke industri asuransi.
“Asuransi itu kalau naik biasanya tidak setinggi penjualan mobilnya. Unit mobil naik, imbas langsung biasanya lembaga kredit atau leasing. Nah, leasing pasti ada asuransi,” jelas Iwan.
Namun demikian, ketika banyak orang membeli mobil namun pembeliannya secara tunai, Iwan menyebut hal itu belum tentu berimbas ke asuransi kendaraan bermotor. Sebab, umumnya pembeli kendaraan kelas low end atau level bawah, tidak akan mendaftarkan kendaraannya ke asuransi.
“PPnBM ini kan insentif ke unit-unit LCGC (kendaraan low end). Ini kebanyakan belinya kredit. Jadi ikut terdorong juga harusnya asuransi kendaraan bermotornya. Kecuali jika belinya cash, apalagi unruk level first car ya, tidak akan berpengaruh ke asuransi,” ungkapnya.
Terpisah, Wakil Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bidang Riset dan Analisa Trinita Situmeang mengatakan, sektor asuransi di 2021 ini cukup prospektif, sebab meski belum pulih, namun perekonomian Indonesia sudah bergerak ke arah positif.
“Trend asuransi diukur dari 3 hal, pertama pertumbuhan ekonomi. Kedua PDB (pertumbuhan ekonomi) dan Populasi,” tuturnya.
“Industri asuransi masih memiliki opportunity yang besar,” sambungnya.
Sebagai informasi, industri asuransi umum mengalami penurunan perolehan premi dan kenaikan klaim sepanjang 2020. Lini bisnis asuransi kendaraan bermotor masih mengalami penurunan kinerja, sehingga porsi preminya disalip oleh asuransi kredit.
Berdasarkan data AAUI per 2020, perolehan premi industri tercatat sebesar Rp76,8 triliun. Nilainya menurun 3,6 persen (year-on-year/yoy) dari sebelumnya senilai Rp79,8 triliun. Perolehan premi terbesar masih berasal dari lini bisnis utama asuransi kerugian, yakni asuransi properti. Sepanjang 2020, Lini bisnis ini memperoleh premi Rp21,03 triliun atau tumbuh tipis 0,8 persen (yoy) dari sebelumnya Rp20,8 triliun.
Sementara itu lini bisnis asuransi kendaraan bermotor yang sebelumnya ada di urutan kedua mengalami penurunan premi cukup dalam. Pada 2020, lini bisnis ini membukukan premi Rp14,7 triliun atau anjlok 21,3 persen (yoy) dari 2019 senilai Rp18,7 triliun. (SNU/RIF)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *