BANDUNG — Mau tahu busana seperti apa yang banyak dicari orang untuk merayakan Idul Fitri 2018?
“Idul Fitri ini orang-orang akan mencari busana-busana couple atau sarimbit, seragam keluarga dengan warna-warna tegas dan pastel, juga diperkirakan akan banyak koleksi busana bertema polos tak bermotif,” papar Dinii Fitriyah, pemilik rumah busana Mouza Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Minggu (22/4).
Pada 25-27 April mendatang, wanita pengusaha sekaligus designer busana muslimah itu akan memamerkan koleksinya pada Halfood & Eco Lifestyle, Moscow, Rusia.
Belum lama ini Dinii dan koleksi Mouza Indonesia-nya cukup menarik perhatian dalam ajang Indonesia Fashion Weeks (IFW), Jakarta Convention Center, Jakarta. Sebanyak 12 peragawati berlenggok di catwalk memeragakan 12 koleksi outfit bertema autumn harvest.
“Terinspirasi dari daun-daun berguguran yang menguning, tanah-tanah kering dan bunga-bunga berwarna oranye, juga senja yang jingga,” kata Dinii.
Puluhan booth memenuhi arena IFW. Masing-masing memamerkan koleksi busana muslim yang dianggap paling menarik. Namun sejak ajang itu dibuka, booth Mouza selalu ramai pengunjung.
“Ini menandakan Mouza memiliki fans-nya sendiri, memiliki tempat tersendiri di hati penggemar busana muslimah,” lanjut Dinii.
Dinii Fitriyah, pemilik rumah busana Mouza Indonesia, Bandung.
Marak penawaran online
Belakangan busana muslimah kian diminati masyarakat. Trend penjualan pada Mouza Indonesia menunjukkan peningkatan yang terus-menerus. Menurut Dinii minat masyarakat yang meningkat terhadap busana muslimah dipicu makin ramainya fashion itu melalui penawaran online.
“Fashion-fashion muslimah yang stylist dengan berbagai model, motif, jenis, dan pilihan membuat para muslimah tidak ragu menggunakan busana muslim. Dengan design dan bahan yang sesuai para muslimah tetap dapat beraktivitas tanpa meninggalkan kewajiban berbusana sesuai perintah agama,” papar Dinii.
Berdasarkan pengalaman penjualan Mouza, Dinii mengungkapkan, design sederhana dan fleksibel banyak disukai dan dibeli masyarakat. “Fleksibel karena dapat digunakan dalam berbagai acara, baik resmi maupun santai, tentu saja dengan bahan yang menimbulkan rasa nyaman dan tidak menyebabkan kegerahan,” jelasnya.
Wanita kelahiran Majalengka, Jawa Barat, itu memperkirakan warna-warna pastel masih akan menguasai pasaran, setidaknya hingga tahun ini tutup. “Masyarakat makin punya banyak pilihan karena saat ini banyak brand mulai berani memainkan warna, bahkan berani nabrak warna agar tidak selalu senada,” lanjut Dinii.
Salah satu koleksi Mouza Indonesia dalam ajang Indonesia Fashion Weeks, Jakarta Convention Center.
Penjualan melalui Facebook
Sebagai warga milenials, Dinii Fitriyah dan Mouza Indonesia-nya cukup fasih memanfaatkan teknologi informasi untuk memasarkan produk. Melalui media sosial Facebook, Mouza Indonesia melintasi jagat, menembus batas-batas ruang. Bukan hanya dalam negeri, kini Mouza menembus pasar internasional. Undangan mengikuti Halfood & Eco Lifestyle, Moscow, Rusia, membuktikannya. Pesanan bukan hanya datang dari kawasan Asia, akan tetapi juga Timur Tengah dan Eropa. Distributor pun berada di Philipina, Hongkong, Malaysia, Taiwan, dan sejumlah negara lain.
Agak sulit mempresentasikan Dini Fitriyah dan Mouza Indonesia dalam kategori pebisnis online. Sebab dia tidak membuat aplikasi khusus atau memanfaatkan aplikasi penjualan daring. Dini memasarkan busananya melalui media-media sosial seperti Facebook, Instagram, Whatsapp, ditambah sebuah website mouza-muslimah.com. (kn)
Leave a Comment
Your email address will not be published. Required fields are marked with *