ads_hari_koperasi_indonesia_74

Pertamina Pacu Produksi BBM dan LPG Lewat Proyek Kilang Nasional

Pertamina Pacu Produksi BBM dan LPG Lewat Proyek Kilang Nasional

Jakarta, hotfokus.com

PT Pertamina (Persero) terus mempercepat pembangunan dan modernisasi kilang minyak di seluruh Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari Refinery Development Masterplan Program (RDMP) dan pembangunan Grass Root Refinery (GRR) yang sudah digarap sejak 2014.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) kini mengoperasikan enam kilang utama: Dumai (Riau), Plaju (Sumatra Selatan), Balongan (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Kasim (Papua Barat Daya).

“Total kapasitas pengolahan keenam kilang saat ini mencapai sekitar 1 juta barel per hari, menghasilkan produk seperti BBM, LPG, avtur, hingga petrokimia,” ujar Fadjar.

Revitalisasi Kilang untuk Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Pertamina terus melanjutkan proyek RDMP di Balongan dan Balikpapan, serta mengembangkan Kilang Cilacap dan Dumai menjadi kilang hijau yang menghasilkan bahan bakar rendah emisi seperti Pertamina Renewable Diesel (RD), Pertamax Green, dan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Melalui Kilang Plaju dan Kasim, Pertamina juga mendukung produksi Biosolar B40 sebagai bagian dari transisi energi nasional.

Pada 2019, Pertamina menuntaskan proyek Pertamina Langit Biru Cilacap untuk meningkatkan kualitas BBM agar lebih ramah lingkungan. Kemudian, RDMP Balongan selesai pada 2022, meningkatkan kapasitas kilang dari 125 ribu menjadi 150 ribu barel per hari. “Dengan kemampuan ini, Pertamina kini tidak lagi mengimpor solar dan avtur,” kata Fadjar.

RDMP Balikpapan Siap Uji Coba Operasi

Pada 2025, proyek RDMP Balikpapan akan memulai uji coba pada unit baru Residual Fuel Catalytic Cracking (RFCC). Setelah rampung, total kapasitas pengolahan seluruh kilang Pertamina ditargetkan naik menjadi 1,16 juta barel per hari.

Fadjar menegaskan, pembangunan kilang secara bertahap akan memperkuat ketahanan energi nasional dan menekan impor bahan bakar. Selain itu, tingkat kompleksitas kilang atau Nelson Complexity Index akan meningkat dari 4,1 menjadi 8, memungkinkan produksi BBM setara Euro 5 dengan kadar sulfur rendah untuk menekan emisi karbon.

Tak berhenti di situ, Pertamina juga menargetkan pembangunan kilang baru GRR Tuban di Jawa Timur dengan kapasitas tambahan 300 ribu barel per hari.

Pertamina Genjot Bisnis Petrokimia Nasional

Selain proyek RDMP, Pertamina memperluas bisnis petrokimia melalui anak usaha dan afiliasi seperti Grup Tuban Petrochemical Industries. Salah satu unitnya, PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), telah menaikkan kapasitas produksi aromatik dari 600 ribu ton menjadi 780 ribu ton per tahun.

Pertamina juga tengah mengkaji pembangunan kompleks pabrik olefin untuk menambah pasokan bahan baku plastik hingga 1,6 juta ton per tahun. Jika proyek ini berjalan, industri hilir petrokimia Indonesia akan semakin kuat dan mandiri.

Di sisi lain, PT Polytama Propindo di Indramayu juga akan menambah kapasitas produksi hingga 300 ribu ton per tahun pada 2028. “Kami terus mengembangkan potensi produk petrokimia baru yang prospektif agar Indonesia tidak tergantung pada impor,” tutup Fadjar. (*)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *